KUE BOLU UNTUK IBU






(1) Pria tak bertanggungjawab itu menjebak kami dalam kemiskinan dan kemelaratan hidup.Ia hanya pandai menghabiskan uang untuk berjudi dan minum-minuman keras.

(2) Hatinya sudah tertukar dengan batu,dan nalurinya sudah mengeras seperti minum keras yang selalu ia teguk bersama teman-teman sepertololannya.

(3) Paling tidak,mengubah lauk tempe menjadi daging, barangkali untuk satu hari saja.

🍄

"buk,apa masih ada makanan? Luna lapar," Pintaku dengan ibu,sambil menunduk,dengan wajah yang sudah pucat.

"Nak,dimakan saja rotinya,ibu sudah kenyang."Jawab ibu dengan lemah lembut.Ia menatapku,menyuruhku segera menghabisi dan melahap roti yang sudah ada diatas meja.Sebenarnya roti itu untuk makan malam,tapi perutku sudah terlanjur lapar,dan perih.Aku tau,pasti kali ini,jika rotinya ku makan.Ibu akan pulang lebih larut untuk membawa makan malam kami.Oleh karena itu,aku segera membereskan rumah,mencuci pakaian,dan mencari kayu bakar.Agar ibu tidak kerepotan setelah pulang bekerja,karena semua pekerjaan rumah sudah kuselesaikan.

🍄

Pagi-pagi sekali,ibu sudah bergegas untuk pergi ke kota,bekerja paruh waktu membantu majikannya berjualan di pasar.Upah yang ibu dapatkan tidaklah banyak,kadang ia membawa sebungkus roti,atau dua kaleng beras yang cukup untuk dimakan oleh dua orang selama tiga hari.Ibu bekerja dengan sangat keras untuk memenuhi kebutuhan hidup kami.Ya,kami hanya hidup dan tinggal berdua saja,bapak sudah  meninggalkan kami sejak lama.Pria tak bertanggungjawab itu menjebak kami dalam kemiskinan dan kemelaratan hidup.Ia hanya pandai menghabiskan uang untuk berjudi dan minum-minuman keras.

Pernah suatu ketika,ibu pulang dari bekerja,sore hampir menjelang senja.Bapak menunggu ibu dengan tidak sabar.Ketika ibu sampai dan menginjakkan kakinya kedalam rumah,bapak langsung merampas gaji pertama ibu.Itu pun ibu bekerja karena bapak tidak pernah memberi nafkah untuk kami berdua.Uang itu ia rampas,ibu melawan dengan sekuat tenaga,namun sayang,tenaga ibu tetaplah seperti tenaga wanita pada umumnya,bapak berhasil mengambil gaji pertama ibu.Ia mendorong ibu dan memukul serta menampar wajah ibu hingga babak belur.Aku ? Aku hanya bisa melihat pemandangan itu dari balik tirai kamar bambuku.Air mata mengalir deras tatkala kulihat darah segar juga ikut mengalir dari wajah ibuku,

perempuan itu sangat malang.

Semenjak itu,bapak pergi tidak pernah kembali hingga saat ini,Aku juga tidak pernah lagi mengharapkan pria brengsek itu datang kembali.Hatinya sudah tertukar dengan batu,dan nalurinya sudah mengeras seperti minum keras yang selalu ia teguk bersama kawan-kawan sepertololannya.

Aku tumbuh dan besar dengan kasih sayang ibu,Jiwa wanita itu begitu lembut,lihatlah,dari pagi hingga sore hari ia bekerja untuk hasil yang tidak seberapa.Dulu,waktu aku kecil,Tidak pernah ada susu dirumah,yang ada hanya air beras,inisiatif ibu,karena kami memang tak pernah mampu membeli sekotak susu,harganya begitu mahal bagi kami.Mungkin lebih baik dibelikan beras daripada harus membeli sekotak susu.Begitulah perumpaamaannya.Tapi,dari air beras itu,tumbuh seorang wanita cantik,putih,dan berseri,meski tempat tinggalnya seperti kandang babi.Tak layak untuk ditinggali.Meski begitu,aku dan ibu masih bersyukur karena kami masih bisa hidup dan menumpang tinggal disini.

🍄

Bulan depan,aku genap memasuki umur yang baru,18 tahun,Ya,Namaku Luna,umurku sebentar lagi akan memasuki 18 tahun.Tumbuh dan besar dengan keadaan yang cukup,maksudku dicukup-cukupkan.Masa kecilku yang begitu pahit,membuat aku bertekad keras untuk mengubah nasibku dan ibu.Sekarang aku sudah tamat sekolah disekolah biasa.Aku ingin mencari kerja untuk membantu perekonomian kami.Paling tidak,mengubah lauk tempe menjadi daging barangkali untuk satu hari saja.Aku sangat kasihan dengan ibu,ia sudah bekerja terlalu lama.Tubuhnya sudah kian menua,tenaganya sudah tidak begitu kuat seperti pertama kali bekerja.Ibu yang memaksaku untuk bersekolah dulu,meski aku tidak tega melihat tandanya ia harus bekerja lebih  extra.Ibu berharap aku bisa sekolah seperti anak-anak lainnya.Aku terharu mendengar kemauan ibu.Aku sudah banyak merepotkannya.Aku pun akhirnya sekolah sesuai dengan keinginan ibu,disekolah aku selalu belajar dengan baik,dan selalu memanfaatkan kesempatan itu untuk belajar tentang banyak hal.Ibu selalu mendukungku,ya,ibu selalu bahagia ketika melihat hasil ujianku yang nilainya bagus.Guratan waktu terlihat dari senyumnya,ibu begitu lelah,dan aku selalu saja ingin menangis jika melihat wajahnya ketika tidur,air mata selalu jatuh disaat seperti itu.Wajah ibu,adalah bukti perjuangannya untuk menghidupi aku dan dirinya.

 🍄

Pagi yang begitu cerah,kicauan burung-burung terdengar bersahut-sahutan,embun pagi membasahi teras depan rumahku.Pagi ini adalah pagi yang sangat menyenangkan.Aku bergegas mandi dan bersiap ke kota,mencari kerja.Setelah selesai bersiap diri,aku menuju kedapur,kudapati satu piring nasi goreng dengan telur mata sapi dan secangkir teh hangat disampingnya.Kudengar suara patahan kayu dari samping dapur.Ibu adalah yang terbaik,menetes air mataku dipagi yang cerah ini.

"Buk,Luna udah siap nih " Ucapku pelan,sambil meletakkan tas dan berkas diatas meja.

"Eeeeh,nak,sarapan dulu ya,ibu sudah siapkan diatas meja." Sahut ibu dari luar.

"Iya bu,ini Luna makan." 

"Hari ini Luna sarapan  enak ya buk...." Jawabku lagi sambil menahan rintik air mata yang ingin terjun bebas ke pipiku.

"Haha,kamu ini bisa saja.Buruan dimakan,ntar keburu dingin." Samar-samar tawa ibu terdengar jelas di telingaku.Tawanya saja begitu sendu kudengar.Wanita itu,entah terbuat dari apa hati dan tubuhnya,selalu kuat,selalu tabah,dan tak pernah mengeluh.Aku benar-benar ingin menangis sekarang,sudah berapa lama aku hidup dengannya,tidak pernah sedikitpun terdengar ditelingaku ia memarahiku,mengeluh denganku.Wanita itu begitu kuat dan selalu kuat.

Kelak aku ingin sepertinya.

"Buk,luna sudah siap sarapan nih" teriakku seperti anak kecil.Aku membereskan meja makan dari sisa-sisa nasi yang melompat,kuletakkan piring dan gelas kotor itu dibelakang.Kulihat ada ada piring dan gelas,ada sisa nasi disana.Itu pasti bekas ibu,pikirku Tapi,aku hanya melihat 1 cangkang telur yang pecah.Benar saja,ibu pasti hanya makan nasi goreng saja tanpa telur,jika kutanya,pasti ia akan mengatakan bahwa ia tidak suka telur,padahal...ah,ibu tetaplah ibu kan ? Ya begitulah.

"Bu,ibu kok gak sarapan pakek telur ? Kenapa cuma Luna saja ? " Tanyaku,

"Ibu gak suka telur,kamu saja yang makan", Jawab ibu sambil menyusun kayu bakar.

Kan,benarkan yang ku bilang,itulah alasan ibu,aku sudah hafal,Ia selalu ingin yang terbaik untuk anaknya,meski ia hanya makan nasi dengan garam saja

"Yasudah,Luna mau pamit pergi dulu buk,"Aku memegang tangan ibu,dan pamit kepadanya.

"Iya,hati-hati ya nak,semoga kamu diterima kerja" Ibu memelukku sambil menentes airmatanya,ku Aamiin kan doa ibu,dan kuusap air matanya.

"Daaa ibuuuuuuu,Luna pergi duluuu" Tanganku melambai kepada ibu.Perjalanan begitu berat dengan air mata yang tak sanggup kubendung.Pagi yang cerah seketika menjadi sebak,air mata dimana-mana.

🍄

 (Ya Tuhan,kau bantulah aku,sama seperti ibu yang selalu membantuku)  Doaku dalam hati

Tak lama kemudian,angkot yang ku tumpangi berhenti di persimpangan jalan kota yang padat.

Aku turun menyusuri setiap toko-toko yang ada didepan jalan besar.Satu persatu pintu kaca ku ketuk,Tapi belum ada lowongan yang tersedia.Terus aku menyusuri jalan di kota yang padat ini.Banyak pedagang kaki lima,penjual sayur dan ikan berjejer dimana-mana.Semua orang sibuk mencari rezeki untuk hidup.Pengamen hingga pengemis juga tak luput dari tempat ini.Mereka semua sama denganku,mencari rezeki untuk menyambung hidup.Hidup memang keras,tapi akan lebih keras jika kita tidak mau berusaha.

Jam menunjukkan tepat pukul 12.00 siang,aku tersandar ditembok besar toko bangunan.Matahari benar-benar ingin memanggangku kali ini,peluh bercucuran begitu saja.Wajahku sudah penuh dengan keringat,panas sekali.Aku duduk dan bersandar,sambil mengipaskan berkasku kewajah dan tubuhku.

Aku tidak boleh menyerah,aku harus mendapatkan kerja,baru aku akan pulang,pikirku.

Ketika aku begitu asyik mengipaskan berkas ke wajahku untuk mendapatkan angin segar,ternyata ada seroang pria yang memperhatikanku sedari tadi.

"Neng,sedang apa disini? " Tanya seorang pria dengan perawakan tinggi besar,wajahnya sawo matang dan tatapannya sangar.Aku terkejut melihatnya,dengan spontan aku langsung berlari begitu saja tanpa menoleh kebelakang sedikit pun.

Dan disinilah aku sekarang,didepan rumah makan yang ramai sekali pengunjungnya.Seketika aku menjadi lapar melihat pengunjung rumah makan itu melahap makananya dengan sangat rakus.

(Orang-orang kaya,bisa makan dengan puas,Kami yang orang tak mampu,hanya bisa mengigit jari dan menahan liur menyaksikannya)

Aku berdiri lama melihat dan memperhatikan rumah makan itu,pembeli yang berdesakkan,pikirku.Ah,timbul ide secepat kilat dari kepalaku.

(Bagaimana jika aku melamar disini saja,siapa tahu diterima)

Aku langsung bergegas masuk kedalam rumah makan Sukma itu.Aku benar-benar terpana dan  tak bisa berkedip melihat rumah makan ini yang begitu subur alias ramai pembeli dan tidak ada putus-putusnnya.Lama aku termenung dan berdiri melihat kesana kemari,hingga seseorang menepuk pundakku.

"Mau pesan apa ? " Tanya seorang pria yang mengenakan baju seragam yang sama dengan pengantar makanan dirumah makan ini.

(Aku melihatnya dengan seksama,maksudku,aku sebenarnya bingung harus mengatakan apa,)

"Apa aku bisa pesan segelas air putih disini? " Jawabku spontan,Ah hilang sudah rencanaku ingin melamar kerja.

"Bisa,silakan duduk dulu" Pria itu berlalu masuk kedalam,dan tak lama kemudian ia membawakkan segelas Air putih dengan sepiring kue bolu.Aku yang tidak merasa memesan kue itu,lantas menanyakannya kepada pria pagawai itu.

"Maa..Maaaf,tapi aku tidak memesan kue ini " Jawabku dengan pelan.

"Ou,itu sengaja kami berikan." Pria itu tersenyum sambil menunggu kata yang akan keluar dari mulutku.

"Taa..Tapi,,aku tidak punya uang untuk membayarnya." Aku mencoba jujur saja,dan aku menunduk karena merasa malu.

     Pria itu terus saja melihat kearahku,lalu ia tersenyum dengan menaham tawa.Aku tidak mengerti mengapa ia menunjukkan mimik wajah seperti itu.Wajahku menjadi merah seketika,aku malu.

"Itu diberikan secara gratis,silakan dimakan "

 Ah,lega sekali mendengar ia mengatakan itu.Jadi aku tidak perlu merasa takut untuk mencicipinya.

Pria itu lalu beranjak pergi karena ia ada pekerjaan yang harus diselesaikan dibelakang.aku pun mengucapkan terimakasih.Aku bersyukur,Tuhan memberikan rezeki makan siang untukku.Paling tidak kue dan air putih ini bisa mengganjal perutku.Aku pun menyantapnya dengan semangat,tak lupa pula aku bungkuskan 2 keping kue bolu itu untuk ibu,kusimpan dan kumasukkan dalam tasku.Ibu pasti sangat senang,pikirku.

Pada saat aku ingin memasukkan kue bolu itu kedalam tas,datang seorang pria paruh baya,dengan perawakan sedikit gemuk,pria itu mengenakan baju berwarna hitam.Aku begitu kaget melihatnya.Seketika aku menjadi canggung ditatap olehnya.

(Apa aku membuat kesalahan ya ? Gumamku dalam hati )


"Nak,....."Ucap pria itu yang memecah keheningan.

"Iya pak..."Jawabku sambil menunduk seperti orang yang habis melakukan kesaalahan.

"Apa yang kau lakukan ? "Bapak itu menatap nanar kewajahku.Aku pun menjelaskan apa yang ku lakukan.

"Ibuku sudah lama tidak makan kue,aku ingin membungkuskan sisa kue ini untuk ibu dirumah.Ibu pasti sangat senang......maafkan aku pak,.." Jawabku sambil bercucur air mata,aku takut sekali.

Bapak itu tersenyum,dan duduk disampingku.ia melihat berkas-berkasku untuk melamar kerja.

"Kamu sedang mencari pekerjaan ya ? ", Tanya bapak itu sambil membuka dan melihat isi berkasku.

"Iya pak,aku ingin mencari kerja untuk membantu ibu yang sudah tidak kuat lagi bekerja."

"Nama kamu Luna ? Baru tamat Sma ? " 

"Iya pak....."jawabku pelan.


Bapak itu terus melihatku dan ia tersenyum sambil menyerahkan berkas itu kepadaku.

"Apa kamu ingin membawa dua keping kue itu untuk ibumu.? " Tanya bapak itu sambil menunjuk kearah kue bole yang tidak jadi aku masukkan kedalam tas.

(Aku hanya mengangguk)

"Baiklah,kamu boleh bawa kue itu.asal dengan satu syarat."

"Syarat apa pak ? " Mataku terbelalak mendengar perkataan bapak berkumis tebal yang ada didepan ku.

"Kamu harus bekerja disini,saya gaji kamu,dan kamu juga boleh membawa pulang kue bolu itu setiap hari untuk ibumu.".Ucap bapak itu yang membuat aku kaget sekaligus senang.

"Apa betul pak ? Jadi bapak yang punya rumah makan ini ya ? " Tanyaku dengan gembira.

"Iya,ini rumah makan saya cabang yang ke 3.kebetulan disini kekurangan pegawai." 

"Kalau begitu saya setuju pak,saya mau bekerja disini." Mataku berkaca-kaca sambil memegang tangan bapak itu.

",Bagus,kamu bisa mulai kerja siang ini juga,nanti saya akan bayar setengah hari"

Aku begitu terharu mendengarnya.Tuhan,masih baik sama seperti ibu.Aku langsung bergegas diantar oleh pemilik rumah makan ini,namanya Pak Aldi.Aku pun langsung bekerja bersama pegawai-pegawai yang lain,mereka semua menyambutku dengan baik.Hari yang beruntung,pikirku,ini semua pasti karena doa ibu.

🍄

Aku mengerjakan semua pekerjaan dirumah makan ini dengan sangat baik,Pak Aldi yang mengawasiku tiba-tiba menghampiriku.

"Luna,kerjamu sudah cukup hari ini,ini bayaran untuk hari pertamamu,diterima ya." Pak Aldi menyodorkan amplop putih berukuran sedang kepadaku.Aku menerima amplop itu dengan penuh syukur.Tak henti-hentinya aku mengucapkan terimakasih  kepada Pak Aldi,karena sudah dengan baik hati menerimaku bekerja disini.

Aku pun segera kebelakang,mengganti baju kerjaku dengan baju yang kupakai sebelumnya.Sambil memasukkan bungkusan kue bolu untuk ibu,aku terus saja tersenyum mengenang wajah ibu,betapa senangnya ia nanti kubawakkan kue bolu ini.Aku pun berpamitan dengan pegawai yang lain yang bersiap lembur hingga malam.Aku keluar dari rumah makan,segera ku cari angkot yang akan mengantarku pulang ke desa sebelah.Perjalanan yang memakan waktu 30 menit membuatku tertidur didalam angkot.Hingga tak lama angkot itu menbunyikan trompet tanda sudah sampai ke tujuan,aku pun membayar angkot tersbeut lalu bergegas turun dan menyusuri jalan yang sedikit panjang.karena angkot hanya turun dijalan besar.Sedangkan desa kami 1 km lagi dari sini.Dengan susah payah aku menyusuri jalan setapak itu.Jalan yang dipenuhi dengan rumput liar yang menggores-gores kakiku.Tapi semua itu tidak ku hiraukan,aku begitu bahagia hari ini,sangat bahagia.

Jingga mulai menampakkan cahayanya,pertanda hari sudah memasuki malam,Adzan Maghrib berkumandang di surau desa kami.Aku baru sampai didepan rumah,dan segera ku ketuk pintu yang sudah hampir roboh itu.

"Buk,,Luna pulang." Ucapku dengan bersemangat.

Tak lama,terdengar bunyi pintu dibuka,Engsel pintu itu membuat telingaku sakit,bunyinya begitu tidak enak didengar.Setelah pintu terbuka,kudapati ibu yang berdiri menatapku.Segera aku memeluk ibu dan mencium tangannya.

"Ibuuuuuuu,Luna punya sesuatu untuk ibu..." Aku dengan cepat membuka tas dan mengambil bungkusan kecil berisi dua keping kue bolu.Dan menyerahkannya kepada ibu.Ibu bertanya-tanya apa isinya,aku pun menyuruh ibu membukanya saja.Ibu lalu membuka bungkusan kecil itu,dan ia tersenyum lalu memelukku.Aku suapkan satu potong ke dalam mulutnya.Ibu pun menyuapkan 1 potong lagi kedalam mulutku.Kami nyemil bolu setelah sekian lama senja itu.Haru menyelubung hatiku.

(Wanita ini harus aku bahagiakan selalu,)

Tak lama,kusodorkan amplop putih gaji pertamuku buat ibu.Ibu menerimanya dan membukanya sambil menahan haru.

"Ibu,itu gaji pertama Luna,itu untuk ibu.Buka saja bu,tidak ada bapak yang akan merebutnya." 

Ibu lalu membuka amplop itu,dikeluarkannya Uang merah tiga lembar.Aku kaget melihat jumlah uang itu.Apa tidak terlalu banyak ? Mengapa pak Aldi memberikannya begitu banyak,bukankah aku hanya bekerja dari siang hingga sore ?

Ibu menerima uang itu,aku menyuruhnya agar besok dibelikan beras dan daging,Ibu pun mengiyakan dan menyimpan uang itu.

malam pun beranjak,aku tidur disamping ibu,sambil sesekali menatap lekat-lekat wajahnya.Rupanya ibu belum tertidur pulas.aku pun iseng memanggilnya.

"Buk.....Luna ga sabar besok mau sarapan nasi sama daging " Sahutku pelan.

"Besok,pagi-pagi sekali ibu akan belikan,kita sarapan sama-sama ya nak..." Sahut ibu.

"Ibu,makasih ya sudah membesarkan Luna,Luna sayang sama ibu,ibu sehat-sehat selalu ya,Luna mau ngebahagian ibu," 

"Luna,bagi ibu,kamu sudah tumbuh menjadi anak yang baik,itu sudah cukup,ibu selalu bahagia dan bersyukur memiliki kamu nak.." Ucap ibu yang tak lama,tertidur.

Entah mengapa,kata-kata ibu membuat perasaanku begitu tenang,tetapi juga sedikit membuatku gelisah.Entahlah.Ibu sudah tertidur,aku pun juga tertidur dan menyiapkan tenaga untuk besok bekerja.


🍄


"Lunaa,,,nak,bangun"

Samar-samar kudapati wajah ibu yang menghangatkan,

"Huaaaaaaaa,Ibu,"

"Bangun,mandi sana,kamu kan mau bekerja,ibu sudah siapkan sarapan orang kaya ." 

Aku terbangun seketika,wajah ibu pun jelas kulihat,dengan semangat,segera kuraih handuk dan bergegas mandi.

Mentari menunjukkan kehangatannya,sama seperti ibu.Ayam berkokok bersahut-sahutan.Dan sekarang aku sudah siap berpakaian.Segera kutemui ibu didapur untuk sarapan bersama.

"Ibuuu...apa tuan putri sudah boleh sarapan ?


"Sudah tuan putri" Ibu pun mempersilakan aku memasuki dapur.

"Hahaha,ibu bisa saja...."

".wowwwww,"

Kulihat meja kami kali ini dipenuhi dengan makanan orang kaya yang pernah aku impikan dulu,Ada daging yang dimasak rendang oleh ibuku tersayang,lengkap dengan nasi dan buah-buahan.Aku menoleh kursi samping yang ibuku duduki.Ibuku matanya sudah berkaca-kaca,lihatlah,betapa bahagianya ia,setelah sekian tahun baru kali ini,pertama kali kami menyaksikan dan melihat makanan mewah ini berada diatas meja.Lagi-lagi ibu memelukku dengan lembut,kurasakan kehangatan yang tak biasa,kali ini begitu hangat begitu tulus lebih tulus dari biasanya.Aku mengusap pundak ibu.

Kami memulai sarapan pagi itu,Tak luput ibu kusuapkan daging yang enak untuk ia makan.Ibu menerima suapan itu dengan air mata yang menetes.Ah bahagianya.Tuhan,baik sekali.

Kami sarapan dengan bahagia,sambil sesekali aku bercanda dengannya,dan bercerita tentang tempatku bekerja,ibu mendengarkannya dengan seksama.Wanita itu benar-benar lembut hatinya.Aku menyayangimu buk.

"Ibuuukk,tunggu Luna pulang ya,nanti Luna bawain kue bolu lagi." Ucapku sambil pamit kepada ibu.

Ibu langsung memelukku lagi,air matanya benar-benar tumpah,kurasakan kasih sayang ibu yang menyentuh hatiku.Wajah ibu begitu bahagia,dan tersenyum sepanjang kami sarapan tadi sampai sekarang,ketika aku ingin pamit bekerja.Ibu hanya diam saja,sambil tersenyum dan matanya berkaca-kaca.

"Luna pergi dulu buuukkk,daaa ibuuukkkk ,Tungguin Luna yaaaa" Aku mencium tangan ibu,dan berlalu pergi sambil melambai kepada ibu,ibu tersenyum dari jauh.

🍄

Aku sangat semangat hari ini,aku harus cepat sampai ditempat kerja,dan bekerja dengan baik.Sesampainya ditempat kerja,kukerjakan semua pekerjaan,mulai dari mengantar makanan,mencuci piring,membersihkan meja.lalu makan siang bersama karyawan yang lainya.

Entah perasaanku saja,tetapi setelah makan siang,perasaanku sedikit tidak enak,aku pun menyudahi makan siangku,dan lanjut bekerja.Hari ini benar-benar sibuk,banyak pembeli  dan pengunjung yang berdatangan.Keringat dan peluhku menetes,sambil mencuci piring,tak henti-hentinya aku melihat kearah jam dinding.Perasaanku bercampur aduk,ibu pasti sudah menunggu dari tadi..

Setelah selesai mencuci piring,aku membersihkan meja.Lalu pak Aldi datang menemuiku.

"Luna,ini gajinya dan ini kue bolu untuk ibumu." Pak aldi menyodorkan amplop dan bungkusan itu.Aku tersenyum menerimanya.Segera aku bersiap-siap untuk pulang,mengganti baju dan mengambil tas dibelakang.

🍄

Angkot yang ku tumpangi terasa sangat lambat bergerak,aku gelisah melihat langit yang sudah  semakin gelap.Cuaca mendung,awan hitam bergerak dengan cepatdiatas sana.

10 menit berlalu,angkot ini berhenti juga tepat di tepi jalan menuju desaku.segera kubayar dengan uang berwarna ungu.Dan berlari menyusuri jalan setapak,Rumput-rumput liar yang menggores kakiku,tak lagi kuhiraukan,aku hanya ingin cepat sampai kerumah dan menemui ibu.

Waktu seakan berjalan dengan lambat,memburu bersama keinginanku yang ingin cepat sampai kerumah.

🍄

Sementara itu,Pukul 12.00

Ibu ingin mengambil minuman didapur.Kepalanya memang sudah terada pusing sejak pagi,tetapi ia tahan demi melihat senyum anaknya,Luna.

Ibu berjalan dengan langkah yang goyang menuju kedapur,sesampainya didapur,ketika ibu ingin mengambil gelas,ibu langsung jatuh terjerembab kelantai,dan tidak sadarkan diri.

Buk Sri teman ibu yang biasanya memesan kayu bakar mengetuk pintu terus-menerus,mendengar tidak ada jawaban,Buk Sri segera mendobrak pintu dan masuk kedalam,tak lama Buk Sri mendapati ibu sudah tak sadarkan diri dilantai.Segera Buk Sri memanggil warga yang lewat didepan rumah.Salah satu warga menangkat tubuh ibu kedalam kamar.

 🍄

Setelah lelah berlari akhirnya aku sampai didepan rumah ibu.Tetapi,aneh sekali,teras depan rumah kami ramai dikunjungi orang-orang berkerudung dan berpeci.Aku berdiri tertegun melihatnya.Tak lama,kukeluarkan bungkusan kue bolu dari dalam tasku dan segera aku ingin memberikannya pada ibu.Tetapi langkahku semakin berat,aku bertanya-tanya mengapa ada ramai sekali orang didepan rumah kami..?

"Ibuuuukkkkkkkkkkk"

"Ibuukkkkkkkkkkk

"Ibukkkkkkkkkk"

"Lunaaa pulang bukkkk"

"Lihat deeeh,Luna bawaaa apaaa.."

"Ibu pasti senang ngeliatnyaaaaa..."

Aku berteriak menerobos orang-orang itu,dan masuk kedalam rumah,kucari ibu didapur,tidak kujumpai.

Lalu kucari ke ruang tengah,ibu juga tidak adaa......

Aku terus saja memanggil nama ibu sambil membawa amplop dan bungkusan kue bole untuk ibu.Hingga perempuan tua memegang tanganku.dan aku menoleh kearahnya.Ada sesak didadaku,meski aku tau ada yang tidak beres,tidak seperti biasanya.

"Nak,,Luna,,,,ibumu.."

"Iya,dimana ibuku mbok? "

"Ibumu sudah meninggal dunia,nak...."

Bagai petir menyambar tubuhku,Kata-kata yang kudengar itu,seperti menghantam tubuhku dengan batu.Aku terjatuh,terkulai,dibawah lantai.Bungkusan kue itu pun jatuh dan berderai.

Tidak mungkin,tidak mungkin,ibuku masih adaaaaaaaa.Ibuk masih ada....

Aku dipapah oleh buk Sri menuju kamar yang biasa kami tiduri bersama,Ibu selalu tidur disisi kiri,dan aku disisi kanan.Ibu bilang,di kiri lebih nyenyak.Tapi kali ini,langkahku semakin berat untuk memasuki kamar itu.Perlahan ku seka tirai yang menutup dan membatasi ruang tamu dengan kamar.Dari jauh kulihat,Ibu terbaring ditengah,bukan kiri atau kanan.Ibu berada ditengah,ditutupi dengan kain.Aku terjatuh sekali lagi melihat tubuh ibu yang terbaring..Kaki ku menjadi kaku dan berat,kupaksakan,kutarik kakiku untuk sampai menuju tubuh ibu.

"Bukkkkkkkkkkkkkkkkk" Pekikku mengisi keheningan,Air mata jatuh sejatuh-jatuhnya mendapati orang yang kusayang,satu-satunya telah pergi menghadap Tuhan,tubuhnya masih ada disini,dipelukanku.

"Ibuuuuukkk,Luna udah pulangggg,Luna bawa kue bolu buat ibu..Ibu bangunnnnn" Aku menggerakkan tubuh ibu,tetapi sudah tidak ada respon.Aku menangis sejadi-jadinya.Hujan turun deras malam itu,Petir bersahut-sahutan,Rintik hujan menerjunkan dirinya dengan bebas ketanah.Air matakku juga,bagai tsunami yang menenggelamkan siapa saja.Aku bersimpuh menghadap Tubuh ibu yang dingin,sudah tidak ada lagi canda dan tawa disana.Ibu,penderitaanmu baru saja ingin berakhir,dan bahagia kita baru akan lahir,tapi belum sempat ibu kubahagiakan,Tuhan,sudah lebih dulu mengambil ibu dari sisiku.Aku menangis bu,aku bersedih hati,tidak sanggup rasanya melihat engkau pergi.

🍄

Hari jumat,pagi-pagi sekali.Kubawakan sebungkus bunga untuk ibu.Bunga yang paling harum,sama harumnya dengan ibu ketika masih ada disisiku.Kebaikan ibu bagai wanginya bunga-bunga ditaman,dan sekarang ibu sudah berada di sisi Tuhan.

"Buk,,Luna datang,"Sambil menabur bunga,aku memanjatkan doa untuk ibu.sambil sesekali terkenang masa-masa dengannya.Air mataku menetes lagi untuk kesekian kalinya,mengenangmu,Ibu.


"Buk,Maaf,Luna baru membahagiakan ibu satu kali,waktu kita sarapan pagi itu,kita sarapan dengan menu orang kaya bu,Luna senang ibu bahagia.Maaf,Luna pulang terlambat,harusnya Luna pulang lebih awal,Bu." 

Aku terus saja bercerita apapun dengan nisan ibu,berharap ibu mendengarnya dan mengusap rambutku perlahan dari atas sana.Kepergian ibu membuat hidupku,dan tubuhku kehilangan salah satu perannya.Aku masih berduka,dan akan selalu berduka,dan mengenang ibu.Ibu mengharapkan aku hidup dan tumbuh bahagia.Kuharapkan ibu disana,hidup dan bahagia dengan abadi.

"Selamat jalan,buk,"

"Luna sayang ibukk.."

"Peluk Luna dari jauh untuk ibu."


You may like these posts:

No comments:

Post a Comment