PRIA ITU






 🍄

Pria itu,pria yang menemuiku ketika hujan,yang memberiku jacket.sekarang  dia berada dekat dipelukanku,wajahnya bisa kusentuh,dan bola matanya begitu candu.

🍄



    Hujan deras mengguyur tubuhku,aku basah kuyup seperti biasa.Kulihat jalanan lengang.Tentu saja,siapa yang mau turun kejalan ketika hujan deras datang,beberapa orang mungkin lebih memilih untuk bercengkrama dengan keluarga dirumah,menonton televisi,meneguk secangkir teh,lalu berselimut kembali.

    Seperti biasa,tidak ada hujan yang aku lewati,jika setiap rintiknya menimpa diriku,maka itu lebih baik daripada berdiam diri didalam rumah seorang diri.Lagipula,kompleks ini selalu sepi,hampir tidak ada orang yang kutemui,atau mungkin mereka selalu pergi pagi-pagi sekali,dan pulang terlalu larut malam.Entahlah,yang jelas aku suka berada dibawah hujan deras,ditengah jalan,dibawah pohon yang rindang.Meski kedua tangan dan kakiku sudah keriput dan hampir membeku,rasanya belum cukup,butuh rintik hujan yang lebih banyak lagi,untuk aku menyudahi semua ini.

Semakin deras hujan yang turun,semakin riang pula aku menyambutnya.Seperti anak kecil,tetapi biar saja.Toh aku suka !,pikirku

    Baju yang ku kenakan hampir menyatu dengan kulit.Rambutku tergerai panjang.Aku bermain air kegirangan.Hingga tidak ku sadari,ada sosok pria yang berlindung disimpang jalan.Pria itu sekilas menggunakan jacket tebal berwarna hitam,kedua tangannya memegang tangkai payung berwarna merah muda.Ah,pria itu misterius sekali,ucapku dalam hati.

    Aku terus saja bermain dengan rintik hujan,hawa dingin sudah menyelimutiku sedari tadi.Tetapi,tidak aku hiraukan.Aku terus saja berlari,melompat kegirangan.Hingga tiba-tiba,sosok pria yang kulihat sekilas disimpang jalan perlahan menuju kearahku.Aku berdiri membatu,kuperhatikan setiap langkahnya.Yang benar saja,ia memang sedang menuju kearahku,tatapannya sedikit menakutkan.Tetapi,siapa dia ? Apa dia warga kompleks ini juga ?.Langkahnya semakin besar,dan aku benar-benar terpaku sekarang.

Kulihat samar-samar wajahnya dari jauh,namun terhalang oleh rintik hujan.seperti fhoto yang buram.Persis sekali,jika dilihat dari jauh.Aku terus saja menebak,mau apa pria ini ? Mengapa dia menuju kearahku?.

Selang berapa menit,pria itu sudah berada tepat didepanku sekarang.Aku berdiri keheranan,segera kututupi dadaku dengan kedua tangan,karena baju yang kupakai sudah menyatu dengan kulit.Oh,Tuhan,sangat transparan.

Kami berdua hanya berdiri saling menatap keheranan.Aku tidak bersuara,dan dia juga hanya memperhatikanku dari atas hingga bawah.Sial,pikirku.Mau apa dia sebenarnya? Mengganggu saja.!

Pria itu, lalu melepas jacket tebal miliknya,dan memegang payung dengan satu tangan,kemudian melepasnya perlahan.Tinggalah baju kaos putih yang ia kenakan.Kemudian,ia memberikan jacketnya padaku.Aku masih berdiri keheranan,terpaku menatap kearahnya.Bagaimana tidak,wajahnya sangat manis,tidak pernah aku temukan bola mata yang paling indah selain bola matanya.Ah,ngomong apa aku ini ?.

"Hei,anak kecil ?" Sahutnya yang memecah lamunanku seketika.

"Ee,,Apa kau bilang ?" Tanyaku spontan dengan sangat kasar.

"Anak kecil !" Ucapnya sekali lagi.Jengkel sekali mendengar kata-kata itu terlepas begitu saja dari bibirnya.

"Dengar,AKU BUKAN ANAK KECIL ! dan satu lagi,aku tidak butuh jacketmu ini." Ucapku dengan nada bicara yang sombong,kesal,dan jengkel bersatu padu menjadi satu.segera kukembalikan jacket itu.

"Ini kuberikan untukmu" sambil menyodorkan kembali jacket hitam itu.

"Maaf ya,Tuan.Tetapi aku tidak membutuhkan sumbangan darimu,lagi pula aku tidak mengenalmu,jadi pantang sekali menerima sesuatu dari orang asing sepertimu."

"Kalau begitu,berkenalan saja."

"Aku Ryan...."Sambil mengulurkan tangannya kepadaku.

"Aku,...aku,Geby..." Kuterima uluran tangannya dengan malu-malu.

Ah,pertahananku hancur seketika mendapati sikap pria ini yang begitu lembut.Aku yang terbiasa bersikap dingin dan cetus,kali ini kalah dengan pria yang bernama Ryan itu.Sikapnya benar-benar membuat tubuhku yang tadinya dingin,semula menjadi hangat.Ah,Menggagumkan.

"Maaf,aku tidak bermaksud...." Ucapku malu-malu.

"Tidak apa-apa,Tadi,aku melihatmu dijalanan berlari kesana-kesini seperti orang yang tidak memiliki beban,jadi,aku memperhatikanmu dari jauh " Ryan menjelaskannya dengan lemah lembut.

Kami berdua berada ditengah jalan,dibawah rintik hujan yang deras.Aku menerima jacket yang ia berikan,kukenakan jacket  hitam itu,meski terlalu lebar untukku.Tapi,ini cukup mengurangi hawa dingin dalam tubuhku.

Tak begitu lama,hujan mulai reda,Jalanan kembali sunyi.Tidak ada lagi suara rintik hujan yang jatuh berbenturan.

"Terimakasih,maaf,aku begitu cetus padamu."Kata-kata itu terlontar kembali begitu saja dan lolos dari bibirku.Rasanya malu sekali.

Ryan tersenyum kepadaku.Sambil menutup payung,karena hujan sudah reda.

"Aku tinggal tidak jauh dari sini,kira-kira lima rumah kearah sana."

"Ou,apa kau baru pindah ? " Tanyaku,sebenarnya aku bertanya sembarang saja,karena aku memang jarang sekali keluar rumah.jadi tidak begitu mengetahui orang-orang yang tinggal di kompleks ini.

"Iya,baru sebulan pindah,karena ada urusan pekerjaan.Tapi,aku belum pernah melihatmu sebelumnya." Ryan melihatku dengan seksama.Seketika hatiku begitu tak karuan.sambil malu-malu,aku menatapnya kemudian melempar pandanganku kearah lain.

"Aa,iya aku kerja, pergi pagi-pagi sekali,jadi,tidak ada waktu untuk bercengkrama dengan orang-orang yang ada disini." Jawabku dengan cepat.

"Itu rumahmu,Geby ?" Tanya nya sambil menunjuk rumah berwarna biru tepat dibelakang pohon rindang yang ada disampingku.

"Iya,itu rumahku."

"Rumah yang bagus,apa boleh aku bertamu ?"

"Tidak,tidak hari ini." Jawabku yang sudah salah tingkah sejak tadi.

"Tidak apa-apa,kalau begitu sampai jumpa lagi." Ucap Ryan mengundurkan diri

"Terimakasih Ryan,"

"Sama-sama,disimpan saja jacketnya." Ucapnya yang berlalu pergi.

Astaga Gaby,mimpi apa kamu semalam? Bisa-bisanya bertemu pangeran dikala hujan,Hahaha.Gumamku dalam hati.

Segera aku berlari menuju kerumahku,aku melompat kegirangan,kali ini bukan hanya hujan yang membuatku bahagia,tetapi,pria itu juga.Pria yang manis,dengan bola mata yang indah,rambutnya tertata dengan rapi,postur tubuh yang ideal dengan tinggi 170 yang baru 15 menit tadi berdiri dihadapanku.Ah,angin segar apa yang menghantarkan ia datang kepadaku..Haha

aku masuk kekamar mandi,untuk membersihkan diri.Mandi dengan air hangat,terlihat lebih baik,pikirku.Setelah siap membersihkan diri,ku seduh secangkir teh panas dengan satu sendok gula,lengkap dengan susu.Ah,nikmat sekali.Minggu yang ceria,pikirku.



Kringgggggg.kringggggg.kringggggg.

Suara alarm membangunkanku pukul 05.30,



Huaaaa,selamat pagi Gaby,ayo hari ini kamu harus semangat !.

Kuraih handuk berwarna merah,bergegas untuk mandi dan membereskan diri.Hari ini adalah hari senin,hari yang sangat sibuk tentunya.Aku sudah siap  dan segera ku ambil beberapa lembar roti dengan selai kacang,dan secangkir susu dipagi yang cerah ini.Setelah selesai,segera ku ambil tas kerjaku,dan bersiap untuk pergi.Ku keluarkan sepeda motor berwarna hitam dan merah,warna favoritku.Mengenakan helm dan tak lupa,aku membaca doa sebelum berangkat kerja.

Semenjak diterima kerja,aku harus mengatur waktu,misalnya pergi pagi-pagi agar tidak terkena macet,Maklum saja,di kota besar ini,padat sekali umat manusianya,Hehe.

Hawa sejuk dan cuaca cerah,Aku bersemangat memulai pekerjaan hari ini.Sesampainya di kantor,segera ku letakkan tas kerjaku.dan mulai mengerjakan pekerjaan.

Pukul 09.00 aku mendapatkan telpon dari nomer yang tak ku kenal.Ada perasaan ragu untuk mengangkatnya.Mengganggu saja,pikirku.Paling orang iseng yang salah nomer.ku silent saja ah.

Tak lama kemudian....

Dreeettttt..drettt..dreeetttttt..dreeett.dreeeet.Meja kerjaku bergetar,kulihat nomer tak dikenal berulang kali menelpon ku.

Ah,siapa sih ? Mengganggu saja

"Hallo ? Siapa ini ? " Tanyaku cepat.

"Halloooo...? " Tanyaku sekali lagi.

Tetapi,tidak ada jawabaan,tak lama kemudian panggilan itu pun diakhiri.

Aneh,sudah kubilang,pasti orang iseng.



Tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 16.15 WIB,segera ku rapikan meja kerjaku,dan bergegas untuk pulang.Hari ini,rasanya pegal sekali,banyak kerjaan yang harus ku kerjakan.Untungnya ada temanku Meisya, yang mengambil alih bagianku,karna kalau tidak,malam ini sudah pasti aku yang lembur,

"Sya,aku pulang dulu ya,mau singgah ke supermarket, sekalian belanja bulanan."Ujarku kepada teman sekantorku itu.

"Iya,By,hati-hati ya."

"Kamu tuh yang hati-hati,haha"

"Gabyyyyyyyyy.." Teriak Meisya jengkel.

"Haha,tenang,kan ada lampu "Ledekku.

"Gabyyyy,sana gih,ganggu aja kamu " Wajah Meisya memerah.

"Iya,,,iyaaa,byeee Meisyaaa " Aku mencium pipi kanan dan kirinya.Asyik sekali membuat Meisya jengkel,pikirku.



    Cuaca sedikit mendung sore itu,aku bergegas menuju parkiran,mengenakan helm dan melaju ke jalanan besar.Setelah itu,ku belokkan motor kesayanganku ke arah kiri,menuju supermarket untuk membeli belanjaan bulanan.Sesampainya di sana,aku segera memilih barang-barang yang sudah aku list malam tadi.Kali ini barang belanjaanku lebih banyak dari bulan-bulan sebelumnya.Entah bisa atau tidak aku membawanya pulang.Tetapi coba saja,lagipula,aku malas jika harus berbelanja berulang kali,sekali sebulan sudah efektif menurutku.Dengan begitu,bisa menghemat waktu dan tenaga.

    Kususuri setiap lorong-lorong barang yang ada di supermarket ini.Ada satu barang yang tidak bisa aku temukan,biasanya barang itu berada di lorong yang berdekatan dengan dinding,tapi kali ini tidak aku temukan.Mungkin letaknya sudah dipindahkan,pikirku.

Puas aku berkeliling,tetap saja tidak ketemu..

"Mencari ini ? " Sahut seorang pria tinggi disampingku.Aku sangat terkejut.

Dia kan pria yang kemarin,Ryan,ya Ryan.Gumamku dalam hati.

"Hei,kau mencari ini kan ? " Ucap Ryan sambil menunjuk ke arah Lolipop warna-warni kesukaanku..

"Aaa,iyaaa,aku mencari ini."Dengan segera aku memasukkan beberapa lolipop kedalam keranjang belanjaanku.

"Pelan-pelan saja,stocknya masih banyak kok" Sahut Ryan dengan wajah yang menahan tawa.Entah mengapa aku begitu jengkel melihatnya.

"Ada apa ? Apa ada yang lucu ? " Tanyaku keheranan.

"Tidak,hanya...."

"Hanya apa ?..."

"Kau manis sekali Gaby.."

Nyessssssssss,hatiku seperti api yang disiram air,Wajahku seketika malu-malu,Ah,salah tingkah  rasanya.

"Bagaimana kau bisa disini? Apa kau membuntutiku?", Tanyaku dengan percaya diri.

"Tidak,aku pemilik supermarket ini." Jawab Ryan dengan santai.

Ah,malu sekali rasanyaaaaaaaaa.Mengapa aku PD sekali jika ia mengikutiku.Tidak bisa dibiarkan.

",Ou,...lain kali,tolong posisinya jangan diubah" Ucapku sambil menunjuk kearah lolipop.Sebenarnya aku begitu salah tingkah,hingga tingkahku terkesan seperti anak kecil dimatanya.

"Baik,Nona " Ryan tersenyum sambil menahan tawa.

Aku segera menuju kearah kasir dan meninggalkan pria menyebalkan itu.



Barang belanjaanku sudah di box,Wah,besar juga.Segera kuletakkan box itu dibelakangku.Dan berlalu menyusuri jalanan besar.Aku tidak sabar ingin pulang,ingin istirahat,hari ini begitu lelah.Keringat bercucuran didahiku.Belum lagi lampu merah yang sangat lama.Rasanya ingin ku terobos saja.

Setelah lampu hijau muncul menggantikan lampu merah.Aku langsung melaju,sambil sesekali melihat ke arah spion.Mendung yang tak berkesudahan.Hawanya sejuk tapi membuatku berkeringat dingin.Aku tidak sabar ingin pulang,sebentar lagi sudah mau memasuki kompleksku.Namun tiba-tiba sesuatu yang tidak kuduga terjadi.

Treeeeeeeetttt tretttt tretttttt.

Motorku dihentam dari belakang,aku terpental kepinggir jalan,Box ku jatuh dan aku meringis kesakitan.Untung saja,kepalaku baik-baik saja karena masih mengenakan helm.Entah siapa yang menghantamku dari belakang,Kurang ajar sekali,pikirku.

Tak lama kemudian,turun seorang pria dari mobilnya.aku tidak bisa melihat dengan jelas,karena penglihatanku mulai buram,badanku sakit sekali,seperti habis ditimpa batu yang besar.Pria itu membantuku dan mengangkatku kedalam mobilnya.Setelah beberap saat baru kusadari,dia adalah Ryan,pria yang menyebalkan itu.

Dia mengantarku pulang. Dan membawaku masuk kerumah,setelah kutunjukkan kunci rumah yang ada didalam tasku.

Aku meringis kesakitan,luka dibagian lutut dan tanganku terasa perih bila tersenggol dengan tangannya.

"Hei,dimana box belanjaanku ? " Tanyaku dengan ngelantur.Aku bodoh sekali,disaat seperti ini malah mengkhawatirkan box belanjaan.

"Ada dibagasi mobil,Tenang saja Geby..motormu juga sudah kusuruh orang membawanya ke bengkel."

"Aaaaaaa,motorkuuuu"Sambil meringis aku mengenang motorku,pasti banyak yang rusak akibat kecelakaan tadi.

"Hei,kau ini..tangan dan kakimu terluka,tapi kau malah mencemaskan motormu itu."

"Ha ? Tentu saja aku mencemaskannya,itu motor kesayanganku satu-satunya.." jelasku.Aku sampai lupa berterimakasih kepada Ryan,bukannya berterimakasih aku malah berdebat dengannya.

Senja sudah mulai menampkan siluetnya,Aku  masih terbaring disofa ruang tengah.Disampingku ada Ryan yang sedang membersihkan luka-luka dikakiku.Tak lama kemudian,ia membersihkan luka ditangan kiri dan kananku.Rasanya begitu perih,hingga tidak kusadari,kakiku refleks menendang tangannya.

Astagaaa,,aku tidak sengaja..

"Geby,apa kau bisa diam? sebentar saja ? "

"Maaf,maaf Ryan,aku tidak sengaja"

"Hm...."gerutu Ryan sambil menatapku.

"Rasanya sakittttt"Jawabku spontan.



Ryan menatapku dalam-dalam,tatapannya membuatku salah tingkah.Lagi-lagi ia membuat pipiku merah merona

"Makanya,kau diam...atauuuu "

"Atau apa ? "

Hening........

Ryan kembali mendekatkan wajahnya ketangan kanan ku,ia melanjutkan membersihkan luka-lukaku,

Ah,perihhhh sekaliii

"Atau aku akan,memakanmu" Jawabnya dengan tatapan yang menyebalkan.

Aku menunduk dan menangguk,pertanda mengerti.



Ryan mengobati lukaku dengan pelan,ia memperban lukaku dengan rapi.Sekarang tidak terlalu sakit,tapi jika terkena air pasti akan sangat perih,lukanya masih sangat baru dan segar.Selesai mengobati lukaku,Ryan bersandar di sofa,wajahnya berkeringat dingin.

Astaga,apa dia takut dengan darah ?

Kulihat ia begitu kelelahan.Bajunya berkeringat,berpeluh,basah.

"Ryan.." suaraku memecah keheningan.

"Iya,...? "Ia menoleh kearahku,yang sedang terbaring lemas di sofa.

"Makasih ya,kamu baik banget.kalau gada kamu,gatau deh.." Ucapku,sambil menunduk.

Ryan mendekat ke arahku,Posisi kami diruang tengah,aku diatas sofa,dan dia bersandar disamping sofa.Dia menatapku dalam-dalam.Aku juga membalas menatapnya.Entah mengapa,jantungku berdetak tak karuan.Semakin lama,wajahnya semakin mendekat kearahku.Bola matanya,ya,bola matanya begitu indah,hingga tak terasa tangan Ryan menekan tangan kiri ku yang luka.Aku mengaduh kesakitan.Ryan segera menjauhkan tubuhnya.Dia salah tingkah,lalu beralasan mengantar obat kebelakang.Aku mengiyakan saja.Sebenarnya,aku suka perlakuannya.Dia pria yang baik,lemah lembut,dan perhatian,tapi kadang menyebalkan.

Jam berdenting menandakan tepat pukul 19.00 malam,Ryan  mengantarku ke kamar.Sebenarnya,aku ingin sekali mandi dan membersihkan diri,tapi,sepertinya aku tidak bisa.Karena luka ini membuat tubuhku terasa sangat sakit.jadi kuputuskan malam ini aku tidur saja tanpa mandi dan lain sebagainya.

Setelah mengantarku ke kamar,Ryan pamit untuk pulang,besok ia akan datang lagi kemari untuk memastikanku baik-baik saja.Aku menurut saja.

"Ini nomer ku,Telepon saja jika ada hal-hal yang kau butuhkan." Jelas Ryan

"Ryan,makasih ya."Aku dengan spontan memegang tangannya.

"It's Ok,Geby." Ryan menyambut tangaku dengan senyuman.Lalu ia berlalu pergi.dan malam pun seketika terasa sunyi.



Sebulan setelah kejadian itu,

Aku menjadi semakin dekat dengan Ryan.Ryan begitu baik dan perhatian kepadaku.Kami  sering bertemu di supermarketnya.Sepulang dari kantor aku juga sering mampir kesana,dan kami pulang bersama.Tidak terasa benih-benih cinta mulai tumbuh dihati kami berdua,Ryan menyatakan perasaanya padaku,dan aku menerimanya.Tapi tenang saja,dia sudah tidak menyebalkan lagi kok.hehe.Hari-hari, kami lalui bersama.Rasanya begitu menyenangkan.Jika hujan turun dengan deras,aku tidak lagi sendirian.Ada Ryan,ia jadi ketularan suka air hujan karenaku.

Haha,manis sekali

Malam ini,adalah malam minggu,Kami berencana menyusuri kota  bersama.Menghabiskan waktu melihat bulan dan bintang dilangit yang gelap.Sambil sesekali Ryan mencoba menggodaku dengan kata-katanya yang manis,

Ah,pria itu,pria misterius itu,membuatku bahagia sekali.



"Sayang,kita sudah sampai.."

"Aa,cepat sekaliiii,aku gamau turunn.."Jawabku dengan manja.

"Ayoo turun,sudah malam,besok kita ketemu lagi ." Ryan tersenyum melihat kearahku.

"Ryan,babeeee....." Aku pun memasang wajah imut,agar dia mau berkeliling satu kali lagi.

Ryan turun dari motornya,ia memegang wajahku,dan mengusap rambutku perlahan.Aku tersenyum menatap wajahnya,Bola matanya itu,begitu indah,aku tidak bisa luput darinya.Kami berdiri saling menatap didepan rumahku.

Hening........

Ryan terus saja menatap wajahku dalam-dalam.Lalu,ia memelukku dengat erat,aku menyambut hangat pelukannya.kurasakan detak jantungnya yang berdetak dengan cepat.

"Sayang,.."

"Mmmmmm..."

Ryan melepaskan pelukannya,dan mengusap rambutku lagi.Segera ia melepas jacketnya lalu diberikan kepadaku.Entah berapa jacket lagi yang harus dia berikan padaku,Tapi,perhatianya ini selalu saja membuat hatiku berdebar.Pacarku ini,dia sangat manis.

Dia mengenakan jacketnya ketubuhku.lalu mengantarku masuk kerumah.

"Sayang,aku pulang ya"

"Aku memeluknya kembali,seakan tak ingin dia pergi,dia menyambut pelukanku dengan erat,

Pria yang menemuiku ketika hujan,sekarang berada dekat dipelukanku,wajahnya bisa kusentuh,dan bola matanya itu,begitu candu.

Ku raih wajahnya yang sendu,alisnya yang berjejer rapi,kedua bola matanya yang indah,bulat sempurna.Hidungnya yang mancung,dan bibirnya yang begitu mempesona.

Ryan,menggendongku kekamar.Dibaringkannya aku dikamar dengan nuansa merah maroon,warna kesukaanku.Harum kamarku,menambah suasana kami berdua menjadi tak menentu.Ryan melepas sepatu yang ku kenakan,ia duduk disampingku,menatap wajahku dalam-dalam.

"Sayang..." Suaranya lembut sekali,terlalu lembut,hingga masuk ketelingaku,menusuk jantung dan hatiku.Berdebar tak menentu.Ryan meraih tanganku,ia mengusap rambut panjangku,lalu mengusap bibirku,dan menciumnya perlahan.aku memejamkan mataku perlahan,Rasanya darahku mengalir deras,kurasakan degub jantung rach yang tak karuan,berdetak begitu kencang dan aku memegang pundaknya perlahan.Seketika jam berdenting menandakan sekarang sudah tepat pukul sembilan malam.Aku mendorong Rach perlahan,dan rach mengerti.Ryan menyelimutiku dengan selimut,lalu ia pamit pulang.

Malam begitu sunyi,seperti biasa,aku seorang diri lagi.

🍄

🎶 Ting..ting.ting.ting.ting.ting.ting.ting.ting.

Teleponku berdering nyaring

",Halo..."

"Selamat pagi sayang ? " Ucap seseorsng yang suaranyaku kenali.

"Selamat pagi kembali,Ryan.."Aku tersenyum

"Bagaimana tidurmu semalam cantik ? " Tanya Ryan dengan lembut.

"Indah,indah sekali,hehe"

"Haha,bangunlah,kita akan sibuk hari ini.." Jawab Ryan.

"Ini hari minggu,sayang,aku kan tidak kerja." Jawabku keheranan.

"Iya,semalaman aku memikirkan bagaimana nasibmu..."

"Nasib apa,sayang ?"

Suasana menjadi hening seketika.Ryan membuatku berfikir sepagi ini,entah apa yang sedang ia rencanakan.

"Ryan ?...? Hallo.."

"Aku ada didepan," Jawab Ryan  ditelepon.

Seketika aku panik,dan berlari menuju pintu depan.Setelah kubuka pintu,Kudapati,Ryan sudah rapi dengan jas berwarna Navy dengan kaos putih didalamnya.Wajahnya yang manis membuatku tersihir sekejap saja.Ryan memegang  sekotak cincin dan bouqet bunga.Aku yang baru bangun terbelalak membuka mata.

"Sayang,apaaaa ini ? " Tanyaku heran.

"Sayang,mau kah kau menikah denganku ? " Tanya Ryan dengan mata berkaca-kaca.dan aku pun berkaca-kaca mendengar ucapan itu lolos begitu saja dari bibir pacarku yang manis itu.

"Aaaaa,sayang,aku terharu..."

"Terharu karena aku melamarmu? ", Tanya Ryan

"Bukan,tapi karena aku baru bangun tidur dan lihatlah,rambutku berantakan." Aku tertawa melihat ekspresi  Ryan ikut tertawa.

"Sayang,mengapa sepagi ini ? Mengapa tidak malam saja,bukan kah itu akan semakin romantis ?." Goda ku.

"Aku tidak sabar ingin menikahimu,aku begitu resah melihatmu tinggal dan tidur sendiri." Jawab Ryan begitu polos.

Aku memeluk Ryan dan menerima lamarannya.dengan piyama dan rambut yang berantakan.

"Thank you,babe,love youuuuuu"

Ryan pun memelukku dengan erat,dia begitu resah rupanya melihatku tidur sendiri,Haha


Pria itu,pria yang menemuiku ketika hujan,yang memberiku  jacket.sekarang dia berada dekat dipelukanku,wajahnya bisa kusentuh,dan bola matanya begitu candu.

You may like these posts:

No comments:

Post a Comment