Di sebuah desa yang bernama Desa Jagakarya yang terkenal dengan hasil rempah-rempah yang berkualitas tinggi.Terdapat Romo Abdi yang merupakan orang terkaya didesa tersebut.Ia memiliki perkebunan diseluruh desa dan memperkerjakan hampir seluruh warga desa yang ada disana.Suatu hari putri bungsu kesayangannya jatuh sakit.Berbagai obat sudah diberikan,pengobatan terbaik sudah digalakkan,namun putri bungsu kesayangan Romo Abdi tidak kunjung sembuh.Putri bungsu Romo Abdi bernama Sekar Wangi.Ia jatuh sakit setelah mengejar kupu-kupu yang terbang kedalam hutan.Setelah itu,Sekar Wangi ditemukan dalam keadaan pingsan tak sadarkan diri.Setelah dibawa kerumah,Sekar Wangi hanya mampu membuka matanya,ia tidak bisa menggerakan tubuhnya dan juga tidak bisa berbicara.Keadaan Sekar Wangi semakin lama semakin membuat Romo Abdi merasa kasihan dan tidak tega.Ia sudah meminta bantuan orang pintar bahkan pengobatan terbaik.Namun mereka tidak bisa menyembuhkan Sekar Wangi,putri kesayangannya.
Siang dan malam tenaga dan pikiran Romo Abdi hanya tertuju pada kondisi putri bungsu kesayangannya.Hatinya benar-benar merasa sedih,lantaran tidak tega melihat kondisi putrinya yang sangat memprihatinkan.Romo Abdi berdiri mondar-mandir diteras rumah,ia memikirkan segala cara agar putrinya bisa segera sembuh.Hingga datanglah seorang anak buahnya yang mengajukan saran yang bijak.
"Romo,maaf,kalau boleh saya memberikan saran,bagaimana jika kita adakan saja sayembara untuk mencari orang yang bisa menyembuhkan Putri Sekar Wangi.Barangsiapa yang mampu menyembuhkan Putri Sekar Wangi maka akan kita berikan imbalan sebagai ucapan terimakasih."Ucap Adipati
"Hemmmm,ada benarnya juga apa katamu.Baiklah,siapkan pengumuman untuk besok hari,dan kerahkan orang yang kita punya untuk menyebarkan informasi ini."
"Baik,Romo."
Romo Abdi pun meninggalkan Adipati dan masuk kedalam rumah.Romo Abdi menujuk ke kamar putri bungsunya Sekar Wangi.
"Putriku,Romo akan berusaha sebaik mungkin demi kesembuhan kamu."
Romo Abdi hanya memandang wajah Sekar Wangi yang terbaring kaku,dengan pandangan menatap kelangit-langit.
Keesokan harinya,orang kepercayaan Romo Abdi sudah bertebaran di pasar untuk menyebarkan informasi penting dari rumah saudagar Kaya didesa Jagakarya.
"Perhatian-perhatian,bagi siapapun yang bisa menyembuhkan Putri Sekar Wangi anak bungsu dari Romo Abdi,Maka ia akan mendapatkan imbalan yang besar dari Romo Abdi sebagai ucapan terimakasih.Sekian terimakasih."
"Wahhh,Sayembara bagus ini,Dapat imbalan lagi.pokoknya kita harus ikut."Ucap salah satu pemuda yang ada dipasar.
"Haha,Kabar baik,kabar baik,kabar baik"Ucap seorang kakektua.
Semua orang yang ada dipasar mendengar kabar sayembara itu.Termasuk pemuda yang baru datang dari desa sebelah.Pemuda itu bernama Jaka,ia pemuda yang sedang melakukan perjalanan untuk mencari keberadaan Calon Istrinya yang pergi melarikan diri.
Jaka mendengar berita sayembara yang disampaikan pemuda utusan Romo Abdi.Jaka langsung menghampiri orang-orang yang ada dipasar untuk bertanya.
"Permisi tuan,apakah berita yang disampaikan tadi benar? "Tanya Jaka.
"Benarr wahai anak muda."Ucap seorang kakek tua.
"Kalau boleh saya tahu,siapakah yang sakit itu ? "
"Dia adalah Sekar Wangi,putri bungsu Romo Abdi,saudagar kaya didesa ini.Hampir semua perkebunan rempah didesa ini adalah miliknya.Beliau terkenal dengan kekayaannya yang berlimpah."Terang kakek tua itu sambil mengusap jenggotnya yang panjang.
"Baiklah,terimakasih banyak atas informasinya."Ucap Jaka.
"Sama-sama,Tampaknya kau bukan warga sini anak muda.? "
"Benar kek,Aku dari desa sebelah."
"Apa tujuanmu anak muda?"
"Aku.aku sedang mencari calon istriku yang melarikan diri.Aku diutus oleh Ayahnya."
"Siapa namamu? "
"Namaku Jaka,Kek "
"Bagus sekali,Kau tampaknya lelah dari perjalanan yang panjang.Tinggal lah bersamaku,aku tinggal sendiri tidak jauh dari pasar ini."
"Terimakasih kek,kakek baik sekali."
"Tidak masalah anak muda.Mari"
Jaka pun mengikuti kakek tersebut menuju keluar dari pasar.Setelah berjalan kaki,mereka pun sampai digubuk tua yang sudah reot tetapi masih layak untuk ditinggali.
"Inilah tempat tinggalku,silakan masuk Jaka."
"Baik,kek."
"Kau bisa istirahat disini,"
"Maaf kek,aku belum mengetahui siapa namamu."
"Nanti kau juga akan mengetahuinya."Ujar kakek tersebut.
"Baiklah,kek."
Jaka melepaskan barang-barang yang ia tenteng dipundaknya.Ia pun duduk sejenak ditempat pembaringan yang terbuat dari bambu.
Sementara itu dirumah Romo Abdi,banyak sekali tamu yang datang,mereka berniat untuk menyembuhkan Putri Sekar Wangi.Namun satupun tidak ada yang berhasil.Romo Abdi sudah kelelehan melayani mereka semua.Hingga larut malam Romo Abdi berharap ada seseorang yang bisa menyembuhkan putrinya,namun ternyata tidak semudah itu.Hal tersebut membuat Romo Abdi merasa putus asa.
Romo Abdi pun kembali ke kamarnya,ia bersiap untuk tidur.Namun setelah matanya terpejam,ia bermimpi Putri Sekar Wangi sembuh dan berdiri menghadapnya.
"Sekarrrrr,anakku,Sekarrr..."
"Romoooooooo"
"Sekarrr,kau sudah sembuh nak ? "
"Sudah romooo,seorang pria berhasil menyembuhkanku."
Tak lama kemudian,Romo terbangun dari tidurnya,ia jadi memikirkan mimpi yang baru saja ia alami.
"Andai putriku benar-benar bisa sembuh,maka aku tidak akan menyerah dan putus asa."
Romo Abdi pun beranjak menuju kamar Putri bungsu kesayangannya.Ia pun mengusap kepala Sekar Wangi dengan perlahan.
"Putrikuu,segeralah engkau sembuh,romo sangat merindukanmu."
Digubuk tua,
"Wahai anak muda,aku tau siapa engkau sebenarnya."Ujar Kakek tua tersebut.
"Kakek,apa.maksud kakek ? "
"Aku mengetahui asal usulmu dan apa tujuanmu yang sebenarnya."Sahut Kakek tersebut sambil mengelus jenggotnya perlahan.
Jaka tertegun sebentar,ia pun segera berdiri dan menghadap melihat ke seberang sambil menyimpulkan tangannya kebelakang.
"Kau benar kek,Namaku Jaka,dan tujuanku kesini adalah mencari Bunga Melati yang hanya tumbuh 1 kali,untuk mengobati Saudaraku,waktuku tidaklah banyak."
"Aku mengetahuinya,aku mengetahui asal usulmu, dan apa tujuanmu,tenanglah anak muda,aku akan membantumu."
"Apa kakek tau keberadaan bunga itu ? "
"Aku mengetahui apa yang engkau cari.Tetapi kau harus berlatih denganku sehari satu malam,baru setelah itu akan ku beritahu keberadaan yang engkau cari."
"Baik,kek aku menyetujuinya."Sahut Jaka dengan penuh keyakinan.
"Baguslah,kalau begitu kau harus mempersiapkan dirimu,kita akan mulai besok pagi,pergilah kepasar,cari apa yang aku perintahkan.Bawakkan aku Jeruk Purut dan juga Daun pandan."
"Baik kek."
Jaka pun segera menuju kepasar untuk membeli barang yang disuruh kakek tersebut.Sesampainya dipasar ia mendengar keluhan beberapa pemuda disana.
"Aku tidak tau siapa yang mengutuk gadis secantik Putri Sekar Wangi,ia sangat sulit untuk disembuhkan,bahkan sudah ada 20 orang yang berusaha menyembuhkannya."
"Kau benar,bahkan tabib dari luar desa saja tidak bisa menyembuhkan Putri Sekar Wangi."
Mendengar percakapan tersebut Jaka pun menjadi sangat penasaran dan menghampiri pemuda tersebut.
"Permisi,kalau boleh tau,apa ciri-ciri penyakit yang Putri Sekar Wangi alami ?"
"Putri Sekar Wangi ia hanya terbaring kaku,hanya matanya yang terbuka menatap langit-langit.Sangat kasihan."
"Terimakasih."Ucap Jaka mengundurkan diri.
"Apa sebenarnya yang putri itu alamai,Penyakit apa itu? Mengapa aneh sekali ? "Gumam Jaka dalam hati.
"Hei,kau sepertinya bukan warga asli desa ini ? " Tanya seorang pemuda .
"Benar,aku Jaka,dari desa sebelah."
"Jaka,apa kau tidak ingin mencoba menyembuhkan Putrinya Romo Abdi ? "
"Aku tidak begitu yakin."Ucap Jaka pelan.
Setelah mendapatkan barang yang ia cari.Jaka pun segera kembali kerumah kakek tersebut.sesampainya disana,Jaka langsung memberikan barang tersebut.
"Ini kek,sesuai yang kau minta."
"Terimakasih,kau istirahat saja,"
"Kek,sebenarnya penyakit apa yang Putri Sekar Wangi alami ? "
"He.he.he.he.Kau ingin tau anak muda ? "Tanya Kakek tua itu.
"Aku begitu penasaran dengan penyakitnya,apa yang membuat penyakitnya sangat sulit untuk disembuhkan ? "Tanya Jaka.
"Besok kau akan mengetahuinya."Ujar Kakek tersebut.
Jaka hanya menurut saja,ia pergi kedapur menyiapkan makan siang untuknya dan kakek.
Keesokan harinya,Jaka sudah siap dengan pakaian serba putih,ia menunggu kakek tersebut memberi aba-aba.Setelah kakek tersebut datang menghampirinya dan memberi Kendi berisi pandan wangi dan jeruk purut didepan Jaka.
"Kita akan berlatih sekarang.Silahkan kau serang aku.",
Tanpa menunggu lama Jaka pun menyerang Kakek tua tersebut.Kakek tersebut mengelak dengan sangat cepat,namun akhirnya Jaka berhasil mengalahkan Kakek tersebut.
"Bagus Jaka,kau sudah menguasai latihan pertama.Sekarang kau pegang kendi itu dengan tangan kananmu,Tangan kirimu kau letakkan dibelakang.Aku akan me coba mengambil kendi itu,kau harus mempertahankannya."
Kemudian,Kakek tersebut mencoba menyerang Jaka dengan sangat cepat,ia mencoba mengambil kendi tersebut.Namun Jaka berusaha mempertahankan Kendi tersebut yang berada ditangan kananya.
"Dengar Jaka,kau diharuskan untuk tetap tenang,dan pertahankan apa yang ada ditangan kananmu"
Jaka pun mengangguk tanda mengerti.
Kakek tersebut langsung menyerang kembali,dan mencoba mengambil kendi ditangan kanan Jaka.Dengan susah payah Akhirnya Jaka bisa mempertahankan Kendi tersebut.
"Bagus Jaka,kau sudah selesai berlatih ditahap yang kedua.Tinggal 1 tahap lagi,kau akan berhasil.
Hari sudah sore sore,Kakek menyuruh Jaka untuk duduk dengan kendi diatas kepalanya,kendi itu tidak boleh jatuh atau pun pecah.Jaka pun bersiap mengambil nafas dalam-dalam dan kakek meletakan kendi diatas kepalanya.
"Kau harus berkonsetrasi,fokus saja pada apa yang engkau cari,nanti akan kau temukan."
"Baik,kek."Jaka mengangguk tanda mengerti.Ia pun melakukan apa yang Kakek perintahkan.
Jaka terus bersemedi duduk diam dan berfokus diri hingga malam.Setelah lama melakukan konsentrasi.Jaka melihat gambaran apa yang ia cari,ia terus memfokuskan diri dan memusatkan pikiran.Semakin terlihat jelas apa yang ia cari,ia juga melihat bayangan kakek didalam pikirannya,dan juga gambaran seorang putri yang sedang terbaring,ia juga melihat letak keberadaan bunga melati yang tumbuh sekali,yang ia cari,semuanya semakin jelas,hingga tiba-tiba kakek menepuk pundaknya,dan Jaka teesadar,Kendi tersebut langsung jatuh dan pecah pertanda semuanya sudah selesai.
"Bangunlah nak,semuanya sudah selesai,kau sudah berhasil menjalankan semua latihan dengan baik.Sekarang apa yang ingin kau tanyakan ? "
"Semuanya terlihat sangat jelas kek,sekarang aku sudah mengerti."
"Bagus,bagus,bagus,kau sudah mengetahui letak keberadaan barang yang engkau cari.Aku akan membimbingmu untuk mendapatkannya."
"Baik,kek,terimakasih."Ucap Jaka.
"Pergilah,bersihkan dirimu wahai anak muda"Ucap kakek tersebut.
Setelah Jaka bersiap diri,mereka pun menyantap makan malam digubuk tua tersebut.
"Namaku Umar,Kakek Umar,aku sudah lama tinggal disini,dan aku mengetahui yang terjadi didesa ini,namun aku tidak bisa membantu terlalu banyak,karena aku hanya sebagai perantara.Lalu kau datang,aku hanya akan membimbingmu,sampai tujuanmu tercapai."
"Kakek Umar,aku melihat bunga itu tumbuh diatas gunung didalam hutan,namun aku tidak mengetahui jalan menuju kesana."Tanya Jaka
"Seseorang akan mengantarkanmu,besok akan kau jumpai ia dijalan."
"Lalu,apa penyakit yang putri Sekar Wangi derita? Mengapa ia sulit untuk disembuhkan? "
"Ia terkena sihir,hanya orang yang berhati mulia yang bisa menyembuhkan penyakitnya."
"Baiklah,Kek,terimakasih."
"Siapkanlah dirimu,perjalananmu yang panjang akan dimulai besok."
"Baik Kek.
Jaka dan Kakek Umar meneruskan makan malam mereka.Sebelum tidur Jaka memeprsiapkan barang-barang yang akan ia bawa untuk pergi besok.
Pagi-pagi sekali,Jaka sudah bersiap dengan barang bawaanya.Ia pamit kepada Kakek Umar yang sudah banyak membantunya.
"Jaka,Desa ini adalah jembatan antara kamu dan tujuanmu.Setelah tujuau tercapai,Singgahlah kegubuk ku."
"Baik,kek,Aku pamit pergi dulu,doakan aku.Kek."
"Selamat jalan wahai anak muda."
Kakek Umar tersenyum melihat kepergian Jaka.
Diperjalanan Jaka bertemu dengan seorang Pemuda yang mengaku ingin pergi ke hutan.Ia bertanya mengenai tujuan Jaka.
"Aku ingin keatas gunung."
Pemuda itu tersenyum,ia mengerti apa maksud yang Jaka katakan.
"Ikutilah aku,sesungguhnya aku diutus untuk mengantarkanmu."
"Baiklah,Aku adalah Jaka"
"Aku Mura,pemuda asli desa ini."
"Terimakasih temanku."
"Tidak masalah,mari akan aku antarkan"
Jaka dan Mura menyusuri hutan yang semakin lebat,jalanan terlihat sangat gelap,Hawa dingin menusuk kulit Jaka.
"Apa nama Hutan ini,Mura? "Tanya Jaka.
"Ini adalah Hutan Kurni,Hutan terlebat didesa ini,jalannya me garah pada sumber mata air."
"Kau sangat mengetahuinya."Puji Jaka.
"Benar,tapi aku hanya ditugaskan untuk mengantarkanmu."
"Apa masih jauh ? "Tanya Jaka.
"Masih,setelah ini,kita harus mencari tempat peristirahatan dan menunggu hingga malam."
"Mengapa menunggu hingga malam ? "Tanya Jaka penasaran.
"Dihutan ini banyak sekali perampok,biasanya mereka keluar sore hari,dan pada malam hari mereka kembali.Itulah alasannya kenapa.kita harus beristirahat."Terang Mura.
"Semoga bekal yang kubawa cukup untuk kita berdua."Ucap Jaka.
"Itu akan selalu Cukup,dan tidak akan pernah habis."
Setelah Sore menyapa,Jaka dan Mura segera mencari lokasi untuk beristirahat dan menunggu hingga malam.Jaka pun mengeluarkan persediaan bekalnya dari dalam kain yang ia pikul dipundaknya.
"Ini untukmu,Mura makanlah"Ucap Jaka sambil menyodorkan Makanan kepada Mura
"Terimakasih Jaka"Jawab Jaka sambil tersenyum menerima pemberian Jaka.
Ketika mereka sedang makan,tiba-tiba Mura menyuruh Jaka untuk menunduk.
"Menuduklah,Jaka,menunduklah."
"Ada apa Mura ? "Tanya Jaka
"Seseorang datang kesini"
Secepat kilat Jaka menundukkan kepala hingga menyatu dengan rumput-rumput yang tingginya selutut.
Tak lama kemudian,Ia menyuruh Jaka untuk kembali ke posisi seperti sebelumnya.
"Apa sudah aman ? "Tanya Jaka
"Sudah,mereka sudah pergi."
"Apa mereka sama sekali tidak melihat kita? "
"Tidak,"
"Mengapa ? "Tanya Jaka penasaran.
"Itu karena kau menunduk"Terang Mura.
"Haha,yang benar saja,"
"Haha,Hutan ini sudah dikuasai sepenuhnya oleh perampok,mereka bahkan mengetahui seluk dan beluk setiap sisi dari hutan ini."
"Em,benar-benar perampok sejati"Sahut Jaka.
"Haha,berhati-hatilah dengan mereka."
Setelah malam mulai menyapa,Jaka dan Mura pun melanjutkan perjalanan.
Perjalanan mereka sudah sangat jauh,hampir keluar dari hutan,Malam yang begitu gelap membuat Jaka dan Mura harus berhati-hati dari hewan buas.
Setelah melakukan perjalanan yang begitu panjang,akhirnya Jaka dan Mura sampai diatas puncak Gunung,mereka duduk sejenak dan membuka bekal.
Jaka merasa heran,menurutnya Bekal itu sudah mereka makan,tetapi ketika ia buka,isi bekal tersebut masih ada.
"Tidak perlu bingung Jaka,seperti yang sudah aku sampaikan,bekal itu tidak akan pernah habis."Jelas Mura.
"Em,baiklah,ambillah ini."Jaka menyerahkan makanan yang ada didalam tempat bekal.
"Terimakasih,Perjalanan kita sudah semakin dekat."Mura menerima bekal tersebut dan memakannya.
Setelah selesai makan,mereka pun kembali melanjutkan perjalanan untuk menemukan buka melati yang hanya tumbuh sekali tersebut.
"Mura,kita sudah berada diatas puncak gunung,tetapi,aku belum melihat keberadaan bunga tersebut."
"Jaka,Kau harus duduk dan berdiam diri disini ,baru kau akan mmengetahui keberadaannya."
Mengetahui hal tersebur,Jaka langsung mempersiapkan diri untuk memfokuskan diri dan memusatkan pikiran diatas puncak gunung.
"Tolong tinggalkan aku sendiri" Ucap Jaka.
"Baiklah."
Mura menjauh dari Jaka,Ia memilih duduk dibawah rumput-rumput liar sambil memperhatikan keadaan sekitar.
Setelah tiga puluh menit Jaka berdiam dan memfokuskan diri,ia berhasil memusatkan pikiran,hal itu ternyata sangat memakan energi dan tenaga Jaka.Setelah berhasil memusatkan pikiran ia melihat keberadaan bunga tersebut yang berada didalam batu terselip diantaranya.tidak jauh dari keberadaan Jaka.Jaka pun langsung membuka mata.Ketika Jaka membuat mata kita melihat Mura hampir dililit oleh ular.Segera Jaka menghampiri dan menghabisi ular tersebut.Mura pun akhirnya Selamat.
"Mengapa ular itu tiba-tiba menganggumu,Mura?"Tanya Jaka.
"Ia mengetahui maksud dan tujuanmu,Dialah penjaga bunga itu,Jaka."
"Aku sudah mengetahui keberadaan bunga tersebut,mari segera kita kesana."
"Sesuai yang kau perintahkan,Jaka."
Jaka dan Mura pun melangkah tidak jaih dari posisi mereka sebelumnya,Diantara batu-batu besar tersebut,terlihat bunga melati yang tumbuh satu tangkai,berada didalam bati,terjepit diantaranya.Jaka pun segera menaiki batu tersebut untuk mengambil bunga itu.
"Berhati-hatilah Jaka."
Jaka pun menganguk tanda mengerti,Ia segera naik dan memetik bunga tersebut dan memasukkannya kedalam Wadah benih.Tak lama kemudian batu-batu tersebut jatuh dan bergelinding,Jaka dan Mura segera pergi meninggalkan tempat tersebut.
"kau berhasil Jaka"
"Iya,ayo kita pulang"Ucap Jaka
"Mari,akan kutunjukkan jalannya."
Mereka pun kembali setelah melewati hutan yang lebat.Namun perjalanan terasa sangat cepat.Sesampainya dipinggir hutan.Mura mengundurkan diri,Jaka pun mengucapakan terimakasih atas bantuan dan nasehat yang telah Mura berikan.
"Selamat jalan,sahabatku.Terimakasih banyak."
"Sama-sama,tidak masalah,tuntaskan tujuanmu.aku pamit dahulu."Ucap Mura meninggalkan Jaka.
Jaka pun menyusuri pinggir hutan dan kembali ke desa,ia segera menemui kakek Umar digubuk tuanya.
"Kek,Aku sudah pulang."
"Bagus anak muda,apa sudah kau dapatkan apa yang kau cari? "
"Sudah kek,aku kan segera pulang"
"Tunggu dulu,Sebaiknya kau mampir dahulu kerumah Romo Abdi"
"Baik Kek"
Jaka mangagguk tanda mengerti,ia tersenyum dan segera berpamit kembali.
"Semoga beruntung anak muda."
Jaka meninggalkan gubuk tua kakek,dan pergi menuju rumah Romo Abdi.Disana ia dilihat oleh banyak orang.
"Hei anak muda,mau apa kau kemari ? "Tanya salah satu pemuda
"Aku hendak bertemu dengan Romo Abdi."Ucap Jaka.
"Haha,apa kau juga ingin ikut sayembara? "
"Aku ingin mencobanya."
"Baiklah,bailah,silahkan masuk."
Tak lama kemudian,Keluar Romo Abdi dari dalam ruangan,ia menyambut Jaka dengan Ramah.
"Siapa namamu wahai anak muda ? " Tanya Romo Abdi.
"Aku Jaka,dari desa sebelah."Jawab Jaka
"Apa tujuanmu kemari ? "
"Apa boleh aku melihat putri bungsumu,wahai Romo ? " Tanya Jaka penuh dengan sopan.
Romo menatap Jaka dengan seksama,lalu ia menyimpulkan kedua tangannya kebelakang,sambil berdiri mondar-mandir.
"Sudah ada 50 orang yang datang menemuiku,tapi mereka tidak kunjung dapat menyembuhkan Putri bungsu kesayanganku.Jika engkau bisa menyembuhkan putri kesayanganku.Aku berhak mendapatkan Imbalan.Mari aku antarkan."Ucap Romo Abdi mempersilahkan Jaka.
"Terimakasih Romo."
Jaka dibawa Romo kedalam sebuah ruangan yang megah,disana tampak seorang wanita sedang terbaring,wajahnya begitu cantik,tubuhnya tidak dapat bergerak,hanya matanya yang dapat terbuka dan digerakkan.
"Silakan masuk,Wahai anak muda."
Jaka pun masuk kedalam dan melihat kondisi Puteri Sekar Wangi.
"Inilah kondisinya,sudah enam bulan,aku sangat khawatir dengan keadaanya,Tolong bantulah aku,bantulah puteriku.
"Apa boleh aku duduk ditempat ini ? "
"Tentu saja,silakan."
Jaka pun duduk diatas tempat tidur sekar wangi,ia segera berdiam dan memfokuskan diri,dan memusatkan pikiran.Setelah lama ia mempusatkan pikiran,ia melihat gambaran puteri sekar wangi didalam pikirannya,disamping puteri tersebut ada bayangan hitam yang menindih tubuh puteri Sekar Wangi,Mereka menutup mulut dan mengikat kedua tangan sekar wangi.Hanya mata saja yang tidak mereka sentuh.Lalu Jaka pun tersadar dan segera menyuruh Romo.
"Apa boleh Romo bawakkan segelas air dan ? "Pinta Jaka.
"Tentu,akan aku bawakkan."
Tak lama kemudian,Romo datang dengan segelas air.Jaka menerima gas tersebut.Ia turun dari tenpat tidur,dan mengambil kain yang berisi barang-barangnya.Jaka mengeluarkan Bunga melati yang ia simpan didalam wadah bening.Lalu mengeluarkannya perlahan,Ia mengambil empat kelopak dari bunga tersebut,lalu memasukkannya kedalam gelas tersebut.Lalu menyuruh Romo untuk memberikannya pada Sekar Wangi untuk ia minum.Romo pun segera menerkma gelas tersebut.Dan meminumkannya pada Sekar wangi,Putri bungsu kesayangannya.Jaka pun segera membereskan barang-barangnya dan bersiap hendak pergi.Namun ketika ia ingin pergi,tiba-tiba tangannya dipegang oleh seseorang,ketika Jaka menoleh kebelakang,ia melihat Putri Sekar Wangi menggerakkan tangannya,dan perlahan membuka mulutnya.
"Jangann pergii."
Romo yang melihat hal tersebut sangat bahagia,perlahan tubuh Sekar Wangi bisa digerakkan,ia pun sudah bisa membuka mulutnya dan bicara.Romo menangis terharu melihat puteri bungsu kesayangannya sudah sembuh..
"Putrikuuuu,kau sudah sembuhhhh."
"Iyaaaa Romo,Sekar sudah sembuh,tangan dan kaki Sekar sudah bisa bergerak sekarang."
Romo Abdi langsung memeluk putri kesayangannya.Tak lupa ia menyuruh Jaka untuk tetap berada ditempat itu.
"Wahai anak muda,bagaimana kau bisa menyembuhkan puteri kesayanganku."Tanya Romo.
"Aku hanya melihatnya didalam pikiranku.Dan itu menggerakkanku untuk memberinya segelas air dengan bunga melati yang hanya tumbuh sekali yang kupetik dipuncak gunung."
"Kau mengetahui bunga itu ? "Tanya Romo terkejut.
"Iya,aku mengetahuinya."
Lalu Romo memeluk Jaka dan Putri kesayangannya.
"Kau berhak mendapatkan imbalannya.Katakan padaku wahai anak muda,apa yang kau inginkan,apapun itu akan aku kabulkan."Tanya Romo
"Benarkah itu Romo?" Tanya Jaka.
"Benar wahai anak muda"
Jaka tampak berfikir sejenak,lalu ia mengatakan.
"Namaku Jaka,Romo,apa bisa kau berikan aku sesuatu yang paling berharga ? "Ucap Jaka dengan Sopan.
"Sesuatu yang berharga? Hartaku ? Atau,..........putri kesayanganku.? "Tanya Romo
Jaka tidak menjawabnya,ia hanya tersenyum melihat kearah Putri Sekar Wangi.Romo yang mengerti,segera tersenyum dan memeluk putri bungsu kesayangannya.
"Kau berhak mendapatkannya,Jaka."Ucap Romo sambil tersenyum.
"Terimakasih Romo" ucap Jaka sambil menundukkan kepalanya.
Setelah itu,Romo pun memerintahkan Adipati untuk menyebarkan berita bahwa pemenang sayembara telah ditemukan.
Dipasar,pagi hari
"Pengumuman,pengumuman,Bahwa pemenang sayembara Romo Abdi telah ditemukan,Saat ini,Putri Sekar Wangi Putri Bungsu Romo Abdi telah sembuh.Terimakasih"
Tampak suasana pasar menjadi gaduh.
"Wah,hebat sekali,ada yang bisa menyembuhkan Putri Sekar Wangi."Ucap seorang pemuda.
"Kau benar sekali,pemuda itu pasti bukan orang yang biasa."
"Pemenang sayembara telah ditemukan,itu kabar yang baik,kabar yang gembira" Ucap kakek tua.Kakek itu adalah kakek Umar.Ia tersenyum mendengar kabar itu.
"Pemuda itu telah berhasil menyembuhkan Putri Sekar Wangi,maka ia berhak mendapatkan imbalannya dengan sesuatu yang paling berharga."Ucap Kakek umar sambil mengelus jenggotnya perlahan sambil tersenyum.
like this novel
ReplyDelete