Surat Untuk Papa dan Mama


 

Di sebuah ruangan tua , aku mencoba masuk ke dalamnya . Ruangan ini penuh dengan debu dimana – mana . Ada sepucuk surat yang tergeletak di atas meja yang usang .  Aku mengambilnya , aku juga mengusapnya dan meniupnya agar debu – debu yang menempel jatuh berguguran . Lalu membuka dan membacanya perlahan .

 

Dear , Mama dan Papa

Aku hanya ingin hidup bebas seperti kupu – kupu , tidak di kekang dan di kurung . Tubuhku tak kurang satu pun , lengkap dengan pakaian bagus dan perhiasan . Tetapi , jiwa ku kurang perhatian dan kasih sayang . Bukan kehidupan seperti ini yang aku impikan .

Namaku Celyn , umurku 15 tahun , aku tinggal bersama orang tuaku dirumah yang besar , tetapi waktu kami untuk bersama sangatlah kecil . Tidak ada lagi ruang khusus untukku dihati Papa dan Mama . Mereka berdua selalu sibuk dengan urusan pekerjaan , hingga mengabaikan aku , anaknya . Sebagai anak remaja aku sangat merindukan sentuhan – sentuhan kasih dan sayang dari papa dan mama . Tetapi , itu tidak bisa ku dapatkan lagi . Mereka mengira dengan uang bisa menjadi kenyang , tetapi yang aku butuhkan adalah kasih sayang .

Mama , Papa

Celyin kangen kalian berdua,

Celyn maunya di dengerin mama dan Papa

Celyn udah cukup dengan semua fasilitas yang Mama dan Papa berikan

Yang Celyn mau sekarang adalah waktu kalian

Celyn kangen waktu kita jalan  sama – sama

Papa dan Mama gandeng tangan Celyn supaya gak jatoh

Celyn juga rindu di suapin sama Mam dan Papa

Celyn tau Mama dan Papa sibuk kerja , cari uang buat Celyn

Tapi boleh ga  , kalau Celyn minta waktunya sebentar aja

Celyn mohon .

 

Jakarta , 14 Januari 2009

Tiba – tiba sebuah suara yang tak asing di telingaku berteriak memanggil namaku , Aku pun kaget dan seketika berhenti membaca .

“ Rinnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn , udah belom .  ?  “ Teriak Cika

“ Udah nih , nemu surat .  “ Sahut ku membalas teriakan Cika

Aku pun segera  keluar dari ruangan tersebut , tak lupa ku simpan surat yang kutemukan  ke dalam tas . Dan beranjak pergi . Di tengah – tengah perjalanan kami pun mampir di sebuah kedai kopi yang tidak jauh dari rumah tersebut .

“ Rin gimana rumahnya . ? bisa . ? “ Tanya Cika sambil memesan dua cangkir kopi susu .

“ Banyak yang harus di renovasi nih , Ka . “ Ucapku pelan ,

“ Wah , padahal rumahnya besar dan bagus hanya sudah tidak terawat aja harganya murah lagi , Rin . “

“ Iya , sesuai dengan biaya renovasinya . “

 

Tiba – tiba bapak – bapak paruh baya datang mengantarkan kopi susu pesanan kami .

“ Ini kopi susu nya neng .  “ Ucap bapak tersebut .

“ Makasih pak , “

“ Abis dari mana nih neng ? kok saya ga pernah liat wajah eneng berdua , bukan orang sini ya . ? “ Tanya bapak tersebut .

“ Iya nih pak , kami dari Bandung , lagi liat – liat rumah yang gak jauh dari kedai kopi bapak ini . “ Jawab Cika sambil tersenyum .

“ Oh ,mau liat rumah kosong yang besar itu ya ? mau beli ya neng ? “ Tanya bapak itu lagi .

“ Masih rencana pak , baru mau lihat – lihat aja . “ Ucapku pelan .

“ Oh iya , memang sudah banyak yang melihat rumah itu , tapi ujung – ujungnya selalu gak jadi . “ Terang bapak itu

“ Loh kenapa pak ? rumahnya kan besar dan masih bagus , hanya sudah tidak terawat saja . “ Jelas Cika dengan yakin .

“ Iya neng , rumahnya memang besar , bagus , dan harganya murah lagi . Tapi gak tau kenapa banyak yang gajadi beli tuh rumah , mungkin karena dulunya rumah itu bekas orang bunuh diri . “ Ucap bapak tersebut , seketika membuatku dan  Cika saling menatap satu sama lain .

“ Memangnya siapa yang bunuh diri di rumah itu pak . ? “ Tanya ku penasaran

“ Anak dari pemilik rumah itu neng , kalau tidak salah Celyn namanya , dulu sempat heboh tahun – tahun 2009 – an gitu lah pokoknya ,udah lama banget . Orang tuanya sekarang udah gak di Jakarta , udah pindah semenjak kejadian tersebut , makanya sekarang tuh rumah mau di jual , tapi kagak laku -  laku , karena katanya sering di hantui “

“ Haha , zaman sekarang masih aja percaya sama hal begituan . “ Ucap Cika sambil tertawa mendengar cerita dari bapak tersebut .

Mendengar bapak tersebut menyebut nama Celyn seketika tubuhku menjadi merinding , segera ku keluarkan surat yang aku temukan di salah satu ruangan di rumah tersebut . Cika menatapku keheranan .

“  Lo kenapa , Rin .  ?  “

“ Engga , ga kenapa – kenapa . “ Jawabku pelan

“ Cabut yuk ! . “ Ajak Cika .

“ Oke ,  “

 

Kami pun membayar pesanan dan bergegas melanjutkan perjalanan untuk pulang ke Bandung sore itu juga . Tiba  - tiba hujan turun , jalanan basah dan suasana yang dingin mencekam . Hanya ada aku dan Cika di dalam mobil , Cika menyetir mobil sambil membuka lagu kesukaannya . Sementara aku masih terus kepikiran mengenai surat tersebut . Perasaanku sangat tidak enak . Perjalanan kami yang semula lancar – lancar saja tiba – tiba mobil mogok di tepi jalan , sementara hujan turun dengan derasnya dan petir saling menyambar .

“ Yah , apes bener dah . Kalau begini ceritanya , bisa kemalaman nih , Rin kita nyampenya . “ Ucap Cika dengan kesal sambil membanting stir mobilnya .

“ Sabar dong Ka , mending kita keluar dan cari bantuan . “

 

Setelah menunggu dan melihat , ternyata tidak ada satu pun kendaraan lain yang lewat , aku dan Cika sudah kebingungan bagaimana caranya mencari bantuan . Kami pun memilih untuk masuk kembali kedalam mobil dan menutup payung . Cuacanya sangat dingin , hujan tak kunjung reda . Sementara jam sudah menunjukkan pukul 17 . 30 . Aku dan Cika hanya berdiam diri di dalam mobil , kami berdua sudah kebingungan harus berbuat apa .

Tiba – tiba ada yang mengetuk kaca jendela mobil kami , seketika aku segera mencari siapa yang mengetuk – ngetuk kaca jendela mobil tersebut , karena tidak terlihat seseorang pun yang berada di sana . Aku dan Cika serentak menoleh ke kaca samping dan ternyata bapak – bapak pemilik kedai tersebut berdiri disamping mobil kami sambil membawa payung .

“ Neng , kenapa mobilnya .  ? “ Tanya bapak tersebut .

“ Ini pak , mobilnya mogok . Disini ada bengkel gak ya pak . ? “ Tanyaku dengan nada tinggi karena berlawanan dengan suara deras hujan .

“ Singgah ke rumah saya saja dulu neng , besok pagi baru pulang . Bengkelnya jauh dari sini , lahi pula hujannya deras dan belum reda – reda . “ Ucap bapal tersebut .

Aku dan Cika pun berdiskusi sebentar apakah meneriwa tawaran dari bapak tersebut atau menolaknya . Setelah berdiskusi , akhirnya kami berdua pun setuju untuk singgah di rumah bapak tersebut .

“ Bagaiamana neng ? mau ? kalau mau ayo barengan , saya sudah mau pulang ini , takut istri saya nyariin .  “ Terang bapak tersebut .

“ Baik pak , kami singgah dulu kerumah bapak , besok baru kami melanjutkan perjalanan pulang  “ Ucapku dan Cika serentak .

Kami pun mengambil payung dan membukanya . mengikuti langkah bapak tersebut perlahan , tak lama kemudian kami sudah sampai di rumah bapak tersebut , ternyata tidak terlalu jauh dari rumah besar itu . Kami pun di sambut hangat oleh istri dan anak dari bapak tersebut .

“ Silakan  masuk neng , diluar hujan deras . “ Ucap ibu tersebut .

“ Iya bu , terima kasih ya pak bu . ‘

“ Panggil saja saya ibu Ratih dan ini suami saya pak Tano . “ Ucap ibu Ratih memperkenalkan diri .

“ Terima kasih bu Ratih dan pak Tano sudah sudi membantu kami . “

“ Tidak masalah neng , yang penting kalian berdua selamat di desa kami .

Kami pun di jamu dengan hangat oleh ibu Ratih dan Pak Tano , setelah beberapa saat berbincang – bincang mengenai desa ini , kami pun memutuskan untuk beristirahat .

Aku berusaha memejamkan kedua mataku  , sementara , Cika sudah lebih dulu terlelap . Entah mengapa kepalaku  pusing dan terasa berat sekali . Aku sangat mengantuk dan akhirnya tertidur . Namun tak begitu lama , tiba – tiba aku terbangun , karena mendengar dentuman keras dari jendela . Aku pun kaget dan mencoba membangunkan Cika , namun Cika tidak mau bangun , dengan rasa takut aku pun mencoba bangun dan bangkit untuk melihat benda apa yang menghantam jendela di kamar itu . Setelah memberanikan diri , kulihat tidak ada apa – apa disana , hanya malam yang gelap , segera ku tutup kembali jendela kamar itu .

Namun , setelah aku berpaling dan kudengar ada suara wanita yang sedang menangis , seketika sekelebat bayangan hitam muncul menyerupai anak remaja . Aku yang merasa ketakutan merasakan seluruh tubuhku menjadi merinding . Kaki ku terasa sangat berat untuk melangkah , ingin rasanya aku berteriak , namun lidah ku kaku dan tak bisa memanggil untuk meminta tolong . Kemudian bayangan hitam tersebut menghilang , tubuhku menjadi panas  dingin dan bercampur aduk . Aku pun berlari untuk meminta pertolongan , namun tiba – tiba suara tangisan itu muncul kembali , aku pun menoleh dan melihat ada anak remaja cantik dan putih bersih , wajahnya pucat dan matanya sayu . Ia menangis dan meminta pertolongan . Aku yang tidak tega melihatnya hanya berdiam diri dan memperhatikan ia dari bawah hingga atas . Tak lama kemudian anak remaja tersebut menunjuk ke arah tasku , aku sangat tidak mengerti apa maskudnya , namun aku pun segera mengambil tas tersebut dan membukanya . Ia pun mendekatiku dan menunjuk ke arah surat yang ku temui di gedung tua itu .

Aku mengambil surat dan menanyakan apakah ini maksudnya ? . Ia hanya mengangguk , tak lama kemudian ia memegang tanganku dan seketika aku seperti masuk ke dalam alam lain dan menyaksikan anak remaja tersebut . Aku sangat bingung , aku melihat anak remaja yang cantik itu sangat kesepian berada di dalam rumah yang besar , di sana ada banyak sekali fhoto – fhotonya bersama kedua orang tuanya , mereka tampak sangat bahagia . Kemudian aku menyaksikan kedua orang tuanya bertengkar hebat , anak remaja itu bersembunyi di bawah kolong meja karena merasa ketakutan , Tak lama kemudian kedua orang tuanya pergi meninggalkan rumah tersebut . Malam sangat gelap , anak remaja itu tertidur dibawah kolong meja

“ Non , Non Celyn , Non dimana ? “ Tanya seorang ibu – ibu paruh baya yang mukanya tidak asing .

“ Nonnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn , aaaa tolo ng , tooooo long … “

Suara itu hilang , dibius , dipukul  dan di ikat . Oleh dua orang pemuda yang memakai topeng hitam yang memasuki rumah tersebut untuk merampok . Celyn yang terbangun mendengar suara bibi nya meminta tolong , ia pun melihat dua orang tersebut membawa tubuh bibi dan mengikatnya . Celyn yang melihat dua orang tersebut masuk ke dalam kamar orang tuanya dan mengacak – ngacak serta mengambil harta dan perhiasaan pun spontan menjerit dan meminta pertolongan . Namun tiba – tiba dua pemuda yang menyadari hal tersebut segera menangkap Celyn dan menodongkan senjata tajam tepat di lehernya . Celyn merasa ketakutan , ia berusaha menginjak kaki pemuda tersebut dan berusaha kabur , namun ia sudah lebih dulu ditangkap oleh pemuda yang satunya . Pemuda tersebut dengan cepat menghabisi tubuh Celyn , darah muncrat kemana – mana , setelah itu mereka berdua pun meninggalkan rumah tersebut .

Aku menangis menyaksikan peristiwa itu , Kemudian Celyn mendekatiku dengan wajah pucatnya .

“ Tolong Celyn , Celyn hanya ingin Papa dan Mama bisa membaca surat itu , tapi sebelum mereka membacanya , Celyn sudah lebih dulu tiada . Mereka memutuskan untuk  pindah setelah kejadian itu , Celyn sangat merindukan Papa dan Mama , tolong cari Papa dan Mama Celyn dan biarkan mereka mengetahui isi hati Celyn . “ Ucap anak remaja tersebut dengan wajah yang pucat dan datar .

Tak lama kemudian ada yang mencoba menarik tanganku . . . . . . . . . . .

“ Rin , Riniii bangun Rin , Rin bangun . “ Ucap Cika sambil menggoyangkan tubuhku

Aku tidak mengerti  mengapa ada Cika , Bu Ratih dan Pak Tano di sebelahku , mereka tampak  khawatir , aku pun menanyakan mengapa mereka begitu panik .

“ Ada apa ? “

“ Rin , kamu baru saja pingsan setelah bu Ratih menemukanmu terbaring di pintu belakang . “ Jelas Cika

“ Ha ? bagaiman bisa ? Aku pun merasa kebingungan dan mencertikan bahwa baru saja aku berada di alam lain , Cika pun mengatakan apakah aku bermimpi buruk ? aku hanya terdiam , dan melanjutkan menceritakan kejadian yang aku alami .

Lalu mendengar penjelasanku , Bu Ratih tiba – tiba menangis dan menjelaskan bahwa dulunya ia adalah pembantu di rumah besar tersebut , namun karena terjadi insiden yang memilukan ia pun berhenti bekerja disana , orang tua Celyn pun pindah dan tidak pernah kembali lagi kesana . Semenjak insiden tersebut , orang tua Celyn merasa sangat kehilangan dan tertekan.

“ Sepertinya , aku harus mengantarkan surat ini kepada orang tuanya . “ Ucapku pelan sambil mengeluarkan surat dari dalam tasku

Pagi – pagi sekali aku Cika , bu Ratih dan Pak Tano pun bergegas untuk menuju ke kediaman orang tua mendiang Celyn di Bandung untuk menyerahkan surat tersebut . Setelah sampai disana , kami pun di sambut dengan hangat . Aku pun menjelaskan semuanya dan maksud tujuan kami berkunjung .Tanpa berbasa – basi , aku pun menyerahkan surat tersebut kepada ibu Melan dan Pak Harto , mereka pun menerima surat tersebut dengan mata yang berkaca -  kaca . Mereka pun membuka dan membacanya perlahan . Setelah selesai membaca , keduanya menangis dan saling berpelukan . Kami semua memutuskan untuk betolak ke Jakarta dan mendatangi makam Celyn . mendoakan agar ia tenang di alam sana .

Setelah selesai aku dan Cika berpamitan dengan bu Ratih dan pak Tano , karena kami akan segera pulang ke Bandung lagi . Di perjalanan pulang aku tertidur dengan lelap . Dan brmimpi kembali .

“ Terima kasih sudah mau menolong Celyn , sekarang Celyn sudah tenang karena Papa dan Mama sudah membaca surat dan mengetahui isi hati Celyn . “ Ucap anak remaja tersebut yang sudah dalam keadaan yang cantik , tersenyum lebar dengan memakai baju putih yang bersih .

Aku terbangun dan tersenyum tipis sambil melemparkan pandangan ke arah jendela .

You may like these posts:

No comments:

Post a Comment